Nama “Kongde” sendiri lahir dari guyonan soal tubuh Mbak May yang dulu montok saat bantu nguleg bumbu.
“Waktu itu aku nguleg, terus onok wong mangan ngomong, ‘iku opo bokong ta gentong?’ (itu pantat atau gentong?) Terus diceluk (dipanggil) aku ‘Kongde’, bokong gedhe (pantat besar). Jadilah warung iki disebut Warung Kongde,” kisahnya.
Dari situlah muncul deretan kondimen menu dengan nama-nama nyeleneh seperti Cumi Ngaceng, Empal Brewok, Udang Telanjang sampai Jembut Belanda.
Tak heran kalau menu bisa habis sebelum tengah hari. Warung Kongde mulai masak sejak jam 2 pagi, dengan 25 karyawan yang bantu dapur hingga pelayanan.
“Gak sempat meluk guling. Jam 2 udah harus masak, jam 6 udah buka,” ungkap Mbak May.
Jadi kalau kamu datang ke Warung Kongde dan kehabisan menu favorit, jangan buru-buru kecewa. Siapa tahu malah bisa nyobain kreasi baru seperti Nasi Labubu yang lahir dari keterbatasan tapi tetap otentik. Pedas, gurih, dan unik.
Warung Kongde Mbak May ini buka setiap hari pukul 06.00-15.00 WIB, kecuali di hari Minggu.