Tiba-tiba suara tawa perempuan terdengar lirih, disusul penampakan samar sosok wanita terbang.
Suasana semakin mencekam ketika sepeda kecil Zaki ditemukan, dan lebih mengagetkan lagi, tubuh Zaki terlihat di atas pohon, lemas dan kotor, dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.
Setelah diselamatkan, Zaki diruqyah. Dalam kondisi setengah sadar, ia menceritakan pengalaman menyeramkan.
Katanya, ada sosok wanita cantik memanggil dari balik pohon. Ia diajak masuk ke “dunia lain”, diberi makanan yang tampak lezat. Tapi Zaki menolak, dan itu yang menyelamatkannya.
Pak Ijal menjelaskan, makanan dari makhluk halus sejatinya adalah kotoran dan bangkai, hanya saja disulap agar tampak menarik. Jika termakan, jiwa anak akan terikat dan sulit kembali ke dunia nyata.
Arwah Omas di Balik Sosok Wewe Gombel: Antara Kesedihan dan Kengerian
Sosok wewe gombel itu diyakini sebagai arwah bernama Omas, seorang wanita yang semasa hidupnya ditinggalkan suaminya karena tak bisa memiliki anak.
Dalam kesedihan mendalam, ia bunuh diri di pohon aren tempat Zaki ditemukan. Sejak saat itu, arwahnya dipercaya menculik anak-anak untuk mengisi kekosongan hati yang tak pernah bisa menjadi seorang ibu.
Meski tidak berniat menyakiti, rasa kesepian arwah Omas berubah menjadi kehadiran yang menakutkan.
Setelah kejadian itu, kampung Miya lebih disiplin. Tak ada anak yang keluar rumah saat magrib. Doa dan yasinan rutin dilakukan setiap malam Jumat untuk mengirimkan ketenangan bagi arwah Omas.
Namun, hingga kini, beberapa warga mengaku masih melihat sosok wanita menggendong anak di bawah pohon aren saat hujan turun. Suaranya lembut, seolah menyanyikan lagu nina bobo.
Mitos diculik roh halus saat magrib seperti kisah Wewe Gombel ini mengandung lebih dari sekadar ketakutan. Ia adalah bagian dari budaya, sistem peringatan dini, dan cara orang tua menjaga anak-anaknya sebelum ada lampu jalan atau teknologi pengawas.
Percaya atau tidak, cerita seperti ini akan terus hidup selama manusia masih bisa merasakan ketakutan akan hal yang tak bisa dijelaskan logika.