finnews.id – Bagi sebagian besar warga Bogor, Terowongan Paledang hanyalah jalur kereta api biasa yang menghubungkan Bogor dan Sukabumi.
Namun, bagi mereka yang pernah mendengar atau bahkan menyaksikan peristiwa kelam di sana, terowongan ini adalah sinonim dari duka dan kengerian.
Paledang bukan sekadar struktur tua, tapi sebuah monumen bisu dari tragedi menyeramkan yang telah menewaskan belasan nyawa.
Kisah pilu inilah yang kemudian melahirkan mitos dan cerita horor yang melegenda, mengubah lorong sempit itu menjadi terowongan angker paling tersohor di Kota Hujan.
Kisah kelam yang menjadi akar cerita horor di lokasi ini terjadi pada 12 Januari 2000. Saat itu, segerombolan pelajar nekat menaiki atap kereta api jurusan Bogor, Sukabumi.
Peringatan petugas diabaikan, dan kenekatan itu harus dibayar mahal. Saat kereta melintas di celah sempit Terowongan Paledang Bogor, para pelajar itu seketika terbentur atap terowongan.
Tragedi menyeramkan ini merenggut nyawa belasan korban tragedi Terowongan Paledang, dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Peristiwa berdarah ini tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarga korban tragedi Terowongan Paledang, tetapi juga meninggalkan jejak energi negatif yang diyakini menjadi penyebab mengapa terowongan ini kini dikenal sebagai terowongan angker.
Sejak peristiwa memilukan itu, suasana di sekitar Paledang tak pernah sama. Aroma kengerian seolah melekat di udara.
Tak heran jika kini banyak cerita horor yang beredar. Mayoritas kisah mistis tersebut tak lepas dari penampakan atau suara yang diduga kuat berasal dari arwah para korban tragedi Terowongan Paledang di masa lalu.
Inilah yang membuat terowongan ini terus diselimuti nuansa mencekam, menjadi terowongan angker yang tak hanya diingat karena sejarah kelamnya, tapi juga karena fenomena tak kasat mata.
Jeritan Tanpa Raga: Pengakuan Warga Sekitar tentang Misteri Paledang
Kisah-kisah paling meyakinkan tentang keangkeran Paledang justru datang dari pengakuan warga sekitar dan petugas rel yang bertugas di sana.