Begitu masuk dan mengintip dari balik tirai, sosok itu tiba-tiba sudah berdiri di depan pagar, masih tidak bergerak, dengan kepala sedikit menunduk. Lalu, semua lampu rumah padam serentak.
Di tengah gelap, terdengar tiga ketukan keras di pintu. Rafi menangis, Bu Rina pingsan. Saat Pak Surya memberanikan diri membuka pintu, tak ada siapa pun. Tapi di lantai depan pintu, ada bekas tiga telapak kaki basah, dua seperti manusia, satu lagi mirip kaki kambing.
Teror yang Tak Pernah Berhenti
Setelah malam itu, kejadian-kejadian aneh semakin menjadi. Barang-barang berpindah sendiri, suara tangisan perempuan dari kamar mandi, dan tetangga sering melihat bayangan hitam tinggi berdiri di loteng, padahal rumah itu tidak memiliki loteng sama sekali.
Bu Rina mulai sering sakit dan berbicara sendiri. Ia terus-menerus berkata, “Jangan berdiri di situ. Jangan lihat anak saya.”
Sampai akhirnya, Pak Surya menemukan Rafi tergantung di pintu kamar dengan gorden yang diikat. Untungnya, Rafi masih hidup dan hanya berkata lirih, “Om Panjang suruh. Biar bisa main selamanya.”
Tak sanggup lagi, Pak Surya memanggil seorang paranormal. Lelaki tua itu langsung merasakan aura negatif yang kuat di rumah itu.
“Ini bukan rumah biasa. Arwah-arwah tersesat tertarik masuk dari jalan lurus itu. Rumah ini seperti magnet bagi mereka,” ujarnya.
Malam setelah ritual pembersihan dilakukan, keluarga Surya pergi diam-diam tanpa membawa barang apa pun, hanya baju di badan. Mereka bahkan meninggalkan mobil dan perabotan.
Pesan terakhir mereka tertulis di secarik kertas untuk tetangga sebelah:
“Tolong… jangan pernah tempati rumah itu lagi. Apa pun yang terjadi, jangan buka pintunya kalau ada yang mengetuk malam-malam.”
Kini rumah itu kembali kosong
Rumah tusuk sate di Jalan Mawar kini kembali kosong, dibiarkan begitu saja. Tak ada yang berani membelinya, apalagi menempatinya.
Kadang lampunya menyala sendiri di malam hari. Warga sekitar mengaku masih sering mendengar suara anak kecil tertawa dari dalam, dan beberapa bersumpah melihat siluet pria tinggi berdiri di jendela depan, selalu pada pukul dua dini hari.