finnews.id – Di tengah hiruk-pikuk Kota Bekasi, tepatnya di Jalan Mawar, berdiri sebuah rumah bergaya klasik yang tampak berbeda dari bangunan lain di sekitarnya.
Letaknya persis di ujung pertigaan jalan, posisi yang dalam kepercayaan masyarakat dikenal sebagai rumah tusuk sate.
Banyak orang percaya rumah dengan posisi seperti ini membawa sial, menjadi tempat masuknya energi negatif, bahkan mengundang roh gentayangan.
Sejak awal dibangun di tahun 2000-an, rumah tusuk sate di Jalan Mawar ini punya sejarah yang membuat bulu kuduk berdiri.
Meski desainnya tampak elegan dari luar, rumah ini nyaris tak pernah benar-benar dihuni lama.
Setiap keluarga yang pernah menempatinya selalu pergi dalam waktu singkat, dengan alasan yang hampir sama, “Ada sesuatu yang tidak beres di sana.”
Tapi dari semua penghuni sebelumnya, hanya satu keluarga yang bertahan cukup lama, keluarga Pak Surya.
Mereka tinggal selama delapan bulan sebelum akhirnya meninggalkan rumah secara mendadak.
Cerita dari mereka menjadi sumber kisah paling menyeramkan tentang rumah tusuk sate ini, dan sampai hari ini masih membuat warga sekitar enggan melintasi depan rumah itu saat malam tiba.
Awal Mula Tregiur Rumah Mewah dengan Harga Miring
Pak Surya membeli rumah tersebut karena harganya sangat terjangkau dibanding rumah lain di lingkungan itu.
Ia menganggap mitos rumah tusuk sate hanyalah cerita lama yang tidak relevan. Namun sejak hari pertama pindah, mereka langsung merasakan keanehan.
Putranya, Rafi, yang baru berusia tujuh tahun, mulai sering berbicara sendiri di ruang tamu. Ia mengaku sedang bermain dengan “Om Panjang”, sosok tinggi besar yang selalu berdiri di dekat pintu depan setiap malam.
Istri Pak Surya, Bu Rina, juga mulai mengalami gangguan. Ia sering terbangun pukul 2 dini hari karena mendengar suara langkah kaki di atas atap. Padahal rumah itu tidak memiliki lantai dua.
Suatu malam, saat Pak Surya pulang lembur, ia melihat sosok perempuan berdiri diam di ujung jalan, menatap langsung ke arah jendela rumahnya.