-
Cadangan minyak melimpah: Negara produsen besar seperti Libya, Iran, dan Venezuela mampu menekan harga domestik.
-
Pajak energi rendah: Beberapa negara tidak membebankan pajak tinggi pada BBM.
-
Subsidi pemerintah: Dukungan anggaran negara agar harga BBM tetap terjangkau, seperti di Malaysia dan Indonesia.
-
Kebijakan energi nasional: Negara kaya minyak biasanya menjadikan BBM murah sebagai strategi menjaga stabilitas sosial.
Perbandingan Harga BBM Indonesia dengan Asia Tenggara
Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menjadi negara dengan harga BBM paling murah, menempati peringkat 10 dunia dengan Rp 8.095 per liter. Hal ini wajar karena Malaysia adalah produsen sekaligus pengekspor minyak.
Indonesia berada di urutan ke-25 dengan Rp 12.723 per liter, masih lebih murah dibandingkan Vietnam yang berada di posisi ke-27 dengan Rp 13.105 per liter.
Sementara itu, negara tetangga lain memiliki harga yang lebih tinggi:
-
Filipina – Rp 16.655 per liter (peringkat 44 dunia)
-
Kamboja – Rp 18.629 per liter (peringkat 56 dunia)
-
Laos – Rp 21.914 per liter (peringkat 91 dunia)
-
Thailand – Rp 22.428 per liter (peringkat 97 dunia)
-
Singapura – Rp 40.453 per liter (peringkat 162 dunia)
Dari daftar tersebut, Singapura menjadi negara dengan harga BBM termahal di Asia Tenggara, didorong oleh pajak tinggi dan kebijakan energi yang ketat.
Posisi Indonesia: Masih Terjangkau Berkat Subsidi
Harga BBM di Indonesia tidak termasuk yang termurah, tetapi masih jauh lebih ringan dibanding banyak negara. Kebijakan subsidi energi dari pemerintah menjadi faktor utama yang menjaga harga tetap stabil.
Meski begitu, tantangan ke depan adalah bagaimana pemerintah menyeimbangkan antara subsidi BBM, keberlanjutan fiskal, dan transisi energi menuju energi bersih.