finnews.id – Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Namun, Islam mengajarkan bahwa tidak semua amal seseorang terhenti ketika ia wafat.
Ada amalan-amalan tertentu yang pahalanya tetap mengalir meskipun pelakunya sudah meninggalkan dunia.
Amalan ini dikenal dengan sebutan amal jariyah. Rasulullah SAW sudah menegaskan hal tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa’i, dan Imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah ra.
“Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mau mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Nah, mari kita bahas satu per satu tiga amalan tersebut agar lebih jelas.
1. Sedekah Jariyah: Berbagi yang Tak Pernah Berhenti
Sedekah jariyah adalah sedekah yang manfaatnya terus mengalir kepada orang lain, sehingga pahalanya juga tidak pernah berhenti meski pemberinya sudah meninggal.
Contoh sedekah jariyah:
-
Wakaf tanah untuk masjid atau sekolah
-
Infaq pembangunan masjid
-
Wakaf buku untuk perpustakaan
-
Membangun sumur atau fasilitas umum
-
Membiayai lembaga pendidikan
-
Mencetak kitab atau buku bermanfaat
Setiap kali orang lain menggunakan hasil dari sedekah itu, pahala akan terus tercatat untuk pemberinya. Itulah mengapa sedekah jariyah sering disebut sebagai “tabungan akhirat” yang nilainya luar biasa.
2. Ilmu yang Bermanfaat: Warisan Intelektual Seumur Hidup
Selain harta, ilmu yang bermanfaat juga bisa menjadi amal jariyah. Ilmu yang diajarkan dan dipraktikkan oleh orang lain akan terus mengalirkan pahala kepada pengajarnya.
Contoh ilmu yang bermanfaat:
-
Mengajarkan membaca Al-Qur’an
-
Menulis buku atau artikel yang menginspirasi kebaikan
-
Memberikan pelatihan keterampilan
-
Menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat di masyarakat
Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Dengan begitu, meski seseorang sudah tiada, jika ada orang yang masih menggunakan ilmunya untuk kebaikan, pahala akan terus tercatat untuknya.