Cerita Horor Singkat #2: Kuntilanak Pohon Nangka Angker
Di pinggir desa terpencil berdiri pohon nangka tua yang diyakini dihuni kuntilanak. Sari, seorang anak kecil, awalnya hanya bermain di dekat pohon tersebut. Namun, tangisan bayi lirih membuatnya semakin mendekat.
Saat menengadah, ia melihat sosok putih berambut panjang melayang di antara cabang. Kuntilanak itu tersenyum, lalu memperlihatkan gigi tajam yang mengerikan. Seketika, Sari merasa terjebak dalam hutan asing. Meski akhirnya berhasil keluar, air mata bayi tiba-tiba mengalir di wajahnya sendiri.
Seiring waktu, setiap kali melewati pohon nangka itu, Sari selalu mendengar tangisan bayi yang sama.
Cerita Horor Singkat #3: Wajah Suram Genderuwo di Rumah Kosong
Rian mendapat tugas membersihkan rumah kosong peninggalan keluarganya. Pada malam pertama ia tidur di sana, bau harum aneh tercium di udara. Tak lama kemudian, dari lantai atas terdengar langkah berat.
Dengan hati-hati, ia naik tangga. Saat itu terlihat sosok besar dengan wajah suram dan mata merah menyala duduk di sudut ruangan. Makhluk itu berbisik serak:
āJangan usik rumahkuā¦ā
Rian tertegun. Namun, bayangan itu menghilang begitu saja. Malam tersebut menjadi malam terakhir ia berani bermalam di rumah kosong peninggalan keluarganya.
Cerita Horor Singkat #4: Leak Bali, Bayangan Hitam di Tengah Malam
Seorang wisatawan asing berjalan sendirian di desa Bali ketika malam mulai sunyi. Ia melihat perempuan cantik tersenyum lembut di tepi jalan. Namun, saat didekati, wajah perempuan itu berubah menjadi tengkorak berapi dengan mata merah menyala.
Tak lama kemudian, sosok itu menghilang, meninggalkan tawa menyeramkan yang menggema di udara. Warga setempat percaya ia telah bertemu Leak, makhluk yang kerap mencari korban untuk ritual gelap.
Cerita Horor Singkat #5: Wewe Gombel Penunggu Sepi dan Sunyi
Dedi sering melewati jalan sunyi dekat hutan saat pulang kerja malam. Suatu hari, ia melihat sosok perempuan berambut berantakan dengan mata merah menyala.
Perempuan itu berkata lirih:
āAku yang menjaga anak-anak yang terlupakan.ā
Sejak saat itu, Dedi sering mendengar bisikan aneh di jendela rumahnya. Oleh karena itu, ia percaya Wewe Gombel terus mengawasinya.