Catatan Dahlan Iskan

Judi Ferry

Bagikan
Judi Ferry
Ferry Juliantono sebelum menggantikan Budi Arie sebagai Menteri Koperasi.--
Bagikan

Maka, agar keinginan tercapai, tiga jalan keluar untuk mengatasi keterbatasan itu harus dilakukan serentak. Itu pun tidak bisa maksimal. Inovasi masih sulit diandalkan. Tinggal jalan efisiensi dan skala prioritas.

Efisiensi pun sulit. Maka yang masih bisa diandalkan tinggal satu: skala prioritas.

Keterbatasan membuat tidak mungkin semua keinginan dijalankan –termasuk membangun 80.000 koperasi baru.

Berarti yang 80.000 itu harus dibagi-bagi ke beberapa kelompok skala prioritas.

Mungkin skala prioritas itu didasarkan kondisi setempat. Di desa prioritasnya koperasi tani. Yang di kota prioritasnya bidang jasa. Yang di pantai memprioritaskan koperasi perikanan.

Kalau dari 80.000 koperasi Merah Putih tersebut bisa dipilih 1000 saja yang diprioritaskan sudah luar biasa.

Ferry yang Juliantono kini berada di kursi ”panas” –meski Ferry yang Irwandi kini juga lagi panas.

Kursi Ferry Juliantono panas karena ia menggantikan Budi Arie –yang sering dipelesetkan menjadi Judi Arie. Pemelesetan itu sendiri sudah membuat sekian orang sakit hati. Belum lagi munculnya kesan penggantian Budi Arie adalah ”pembersihan” orangnya Jokowi di kabinet Prabowo. Ditambah lagi: pengganti Budi Arie adalah Ferry yang nyata-nyata orang Gerindra.

Maka suhu kursi Ferry luar biasa panasnya. Lihatlah, misalnya, video Frans Yanes Yosua yang beredar di medsos. Begitu dendam Yanes kepada Prabowo –setelah reshuffle kabinet dilakukan. Begitu keras kata-kata tokoh relawan Jokowi kelahiran Tual, Maluku Tenggara, lulusan teknik IKIP Bandung itu. Saking kerasnya kata-kata pemuja Jokowi itu sampai saya tidak berani membesarkan volume suara di HP saya. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang Yanes, bukalah file lama. Betapa besar peran Yanes di Kongres Relawan Jokowi Sedunia.

Saya juga mendapat kiriman video lain: rombongan orang berpakaian hitam-hitam ke rumah Jokowi di Solo. Bisa saja video itu hanya sebuah ”kebenaran baru” tapi setidaknya suhu musim kemarau basah ini memang lebih terasa panas.

Maka kalau sampai Koperasi Merah Putih tidak sukses, alangkah terbakarnya kursi Ferry.

Bagikan
Artikel Terkait
Rujak Purbaya
Catatan Dahlan Iskan

Rujak Purbaya

Padahal doktrin yang biasa dipegang seorang menteri keuangan, di mana pun, adalah...

Obat Gelembuk
Catatan Dahlan Iskan

Obat Gelembuk

Waktu itu belum ada WTO –organisasi perdagangan dunia. India juga masih menjadi...

Dying to Survive
Catatan Dahlan Iskan

Hasil Demo

Dokter Jagaddhito terus bertanya mengapa bisa murah. Akhirnya ia memperoleh penjelasan bahwa...

Kripik Wiwik
Catatan Dahlan Iskan

Kripik Wiwik

Kami pun disambut Pak Djauhari. Ia baru saja terbebas dari kerja keras...