finnews.id – Angelina Sondakh kembali membuat pengakuan yang mengejutkan tentang anggota DPR. Kali ini Angie, sapaannya dirinya membeberkan tentang pendapatan dan tunjangan yang didapatkan oleh anggota DPR setiap bulannya tidak akan pernah cukup.
Seperti diketahui, Angie pernah menjadi anggota DPR selama dua periode mulai dari 2004-2009 dan 2009-2014. Namun di tahun 2012 lalu dirinya sempat tersandung kasus korupsi Wisma Atlet Sea Games di Palembang tahun 2011.
Dalam sebuah program tv Irfan hakim sempat menunjukkan rincian gaji dan tunjangan yang didapatkan oleh anggota DPR RI selama satu bulan kepada Angie. Rincian gaji tersebut termasuk tunjangan rumah dinas yang menjadi polemik di masyarakat belakangan ini.
Jika ditotal, secara keseluruhan setidaknya anggota DPR RI mendapatkan gaji dan tunjangan sebesar Rp 104 bulan setiap bulannya.
Namun dengan gaji dan tunjangan tersebut, dinilai Angie tidak akan pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan anggota DPR RI.
”Karena ini nggak akan cukup, karena itu sama sekali,” kata Angie dikutip dari akun Instagram FYP, Rabu 3 September 2025.
Salah satu alasan yang membuat uang tersebut terasa kurang kaitannya dengan biaya kampanye. Menurut Angelina Sondakh, seorang politisi harus memikirkan biaya untuk kampanye berikutnya jika ingin kembali terpilih.
”Mungkin yah karena kita ingin nyalon lagi ya kan, kita ingin mendapatkan kepercayaan rakyat lagi maka of course biayanya mungkin tidak sedikit,” kata Angelina Sondakh.
Mendapati pendapat Angelina Sondakh itu, Irfan Hakim merespon. Baginya uang sebesar Rp 104 juta terbilang besar, terutama bagi mereka yang berada di kelas menengah dan kebawah.
”Karena besar kecil itu relatif bagi Sebagian orang Rp 104 juta ini besar sekali. Bagi Sebagian lagi ‘hah cuman segini’ tergantung orangnya,” sahut Irfan Hakim.
”Betul,” timpal Putri Indonesia tahun 2001 lalu.
”Kan memang mereka harus membangun komunikasi yang intensif ya. Itulah kita ingin dalam bentuk rigit sebenarnya berapa sih yang betul-betul diperlukan anggota DPR agar supaya dia itu bisa mewakili kita dan apa yang menjadi outputnya,” jelas Angelina Sondakh. (*)
