FINNEWS.ID – Apakah harga Bitcoin benar-benar kehilangan momentumnya setelah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa?
Dalam empat hari terakhir, BTC turun sekitar 6% dari level ATH $124.457 menuju area $116.777. Pergerakan ini menimbulkan pertanyaan serius di kalangan investor.
Apakah tren bullish sudah berakhir atau sekadar koreksi sehat sebelum reli berikutnya?
Harga Bitcoin Pasca ATH: Realita Koreksi Sehat?
Meski penurunan tajam terlihat mencolok, harga Bitcoin sejatinya masih mencatat kenaikan 2,52% secara mingguan. Ini menandakan bahwa tekanan jual lebih dominan dalam jangka pendek, sementara tren jangka menengah belum benar-benar berubah.
Dalam analisa teknikal, koreksi setelah pencapaian ATH bukanlah hal aneh. Biasanya pasar butuh āpendinginanā untuk menguji level support sebelum menentukan arah baru.
Support terdekat terlihat di kisaran $115.000, sementara resistance kuat ada di area psikologis $120.000. Jika BTC mampu bertahan di atas support tersebut, peluang untuk melanjutkan tren naik masih terbuka lebar.
Sentimen Pasar: Investor Tunggu Katalis Baru
Selain faktor teknikal, investor juga memperhatikan katalis eksternal. Saat ini, arus dana ke ETF Bitcoin spot masih menjadi bahan pembicaraan utama.
Likuiditas harian tetap kuat, tercermin dari volume perdagangan $47,93 miliar. Artinya, meskipun ada koreksi, pasar masih cukup aktif dengan partisipasi institusi maupun ritel.
Namun, faktor makroekonomi global, seperti arah suku bunga The Fed dan kekuatan dolar AS, juga bisa memengaruhi harga Bitcoin. Jika dolar menguat, biasanya pasar kripto mengalami tekanan tambahan.
Harga Bitcoin dalam Narasi Jangka Panjang
Dari sisi fundamental, harga Bitcoin didukung oleh kelangkaan pasokan. Saat ini, jumlah BTC yang beredar mencapai 19,9 juta dari total maksimum 21 juta.
Narasi scarcity ini tetap menjadi alasan utama investor jangka panjang menaruh harapan bahwa harga bisa melampaui ATH lagi di masa depan.
Selain itu, rating adopsi Bitcoin sebagai aset alternatif terus menguat. Banyak analis melihat koreksi ini lebih sebagai fase konsolidasi daripada tanda berakhirnya bullish trend.