Begitu sesat peradilan Tom Lembong. Lulusan Harvard, ahli perbankan kelas dunia, bisa kerja enak di negara mana pun, begitu mengabdi ke negara sendiri justru dijerat perkara.
Maka tidak sulit menghubung-hubungkannya: hanya karena Tom Lembong secara politik berada di seberang yang lagi berkuasa saat itu.
Di lain pihak, Hasto berada di waktu yang tepat. Tepat ketika Lembong dapat dukungan seluas Samudera Hindia. Nama Hasto diucapkan dalam satu kalimat dengan Tom Lembong. Hasto sendiri yakin perkaranya itu sepenuhnya perkara politik. Prof Mahfud pun berpendapat seperti itu.
Tom Lembong sendiri juga masih tergolong beruntung. Perkaranya terjadi di waktu ketika Presiden Prabowo berkuasa.
Banyak orang lain yang sebenarnya tidak jauh dari yang dialami Tom Lembong dan Hasto. Tapi mereka tidak berada di waktu yang tepat. Misalnya: Lin Cei Wei.
Tom Lembong tentu sempat sedih. Reputasinya dirusak begitu dahsyat. Orang seperti ia tidak bisa banyak balas dendam. Tidak ada aturan untuk menuntut hak apa pun bagi orang yang bernasib seperti Lembong dan Hasto. Maksimal hanya mengusap dada: nasib! (DAHLAN ISKAN)