Proyek kereta cepat pertama itu seperti berniat akan mengalirkan lebih cepat pertumbuhan ekonomi tinggi di Lahore ke Karachi.
Untuk memotret ekonomi wilayah seperti itulah saya pilih jalan darat ke bagian-bagian lain Pakistan –yang jarak tempuhnya kurang dari lima jam. Saya tahu Anda sudah mengira kereta cepat di Pakistan ini buatan mana. Perkirakan Anda pun tidak salah: dari negara yang huruf depannya T.
Masih banyak negara yang terkena wabah kereta cepat Tiongkok. Termasuk Afrika Selatan. Dari Pretoria ke Johannesburg.
Yang immun dari wabah itu hanya satu: Amerika Serikat. Di sana kereta cepat seperti penyakit musiman. Kadang muncul di mana-mana kadang lenyap begitu saja. Seperti tergantung partai apa yang berkuasa berikutnya.
Yang paling serius Anda sudah tahu: kereta cepat jurusan San Francisco-Los Angeles. Proyeknya sudah dimulai. Sudah sejak 30 tahun lalu. Sampai sekarang pun belum mencapai sepertiganya. Bagaimana kelanjutannya seperti menunggu bunyi tokek. Diteruskan. Tidak. Diteruskan. Tidak. Lebih banyak tidaknya. Rasanya, kalau pun tokeknya sudah mati belum juga akan jadi.
Tapi di Amerika terus muncul pula berita baru: akan membangun kereta cepat dari Houston ke Dallas. Dari Los Angeles ke Las Vegas. Sayang, banyak tokek juga di jalur-jalur itu.
Tiongkok sendiri Anda sudah tahu. Di saat negara lain mengejar dengan kereta berkecepatan 300 km/jam Tiongkok mulai masuk ke proyek kereta yang lebih cepat lagi: 600 km/jam. Rupanya Tiongkok seperti judul film tahun 1990-an –Kejarlah daku terus berlari. (Dahlan Iskan)