finnews.id – IHSG hari ini kembali memerah. Apakah ini pertanda bearish market akan berlanjut, atau justru jadi peluang bagi investor cermat?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami tekanan signifikan pada sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (23/6). Sejak pembukaan, IHSG langsung turun dan akhirnya ditutup melemah 117,42 poin atau 1,70% ke level 6.789,71.
IHSG Terjun, Tekanan Jual Masih Menghantui
IHSG hari ini sempat menyentuh titik terendah di level 6.751,86, jauh dari titik tertingginya di 6.834,76. Tekanan jual yang tinggi membuat pasar bergerak dalam tren negatif hampir sepanjang sesi pertama.
Seperti dikutip dari Warta Ekonomi, sebanyak 538 saham melemah, hanya 124 saham yang menguat, sementara 133 saham stagnan. Data ini menunjukkan sentimen negatif mendominasi pasar sejak awal perdagangan.
Nilai Transaksi dan Saham Paling Tertekan
Menurut laporan Bursa Efek Indonesia, nilai transaksi yang tercatat hingga siang hari mencapai Rp7,53 triliun, dari total 13,19 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 807.285 kali. Tingginya frekuensi menunjukkan aktivitas jual cukup intens.
Saham-saham yang tercatat mengalami penurunan signifikan atau masuk daftar top losers antara lain:
-
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS): turun 15% ke Rp1.445
-
PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA): anjlok 15% ke Rp5.950
-
PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM): melemah 14,91% ke Rp194
Saham Top Gainers: Masih Ada Harapan
Meski mayoritas saham melemah, beberapa emiten justru mencatatkan lonjakan harga dan masuk daftar top gainers, seperti:
-
PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO): naik 29,25% ke Rp137
-
PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS): menguat 25% ke Rp155
-
PT Master Print Tbk (PTMR): melonjak 22,50% ke Rp294
Kinerja luar biasa dari saham-saham ini menunjukkan bahwa peluang tetap terbuka bagi investor yang jeli membaca pergerakan pasar.
Kesimpulan: IHSG Butuh Katalis Positif
IHSG hari ini kembali mengalami tekanan, menandakan pasar masih sensitif terhadap sentimen negatif, baik dari dalam maupun luar negeri. Tanpa adanya katalis positif yang kuat, pergerakan indeks diprediksi masih akan fluktuatif.
Investor disarankan untuk mencermati saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan menjaga portofolio agar tetap seimbang di tengah volatilitas pasar. (*)