finnews.id – Harga 1 koin Pi Network (PI) hari ini berada di kisaran Rp10.200, mengikuti tren volatilitas pasar kripto global. Berdasarkan data terbaru, nilai tukar PI tercatat di angka $0,6288, mengalami koreksi sebesar 1,75% dalam 24 jam terakhir.
Pergerakan harga sempat naik hingga $0,6379 pada malam 8 Juni sebelum turun kembali ke titik terendah di $0,625. Penurunan ini turut diiringi oleh volume perdagangan yang menurun tajam sebesar 31,45%, hanya mencapai $47,35 juta.
Meski demikian, sentimen komunitas terhadap Pi Coin tetap optimis. Lebih dari 88% dari 4,1 juta pengguna menunjukkan pandangan bullish terhadap masa depan aset ini. Saat ini, kapitalisasi pasar Pi tercatat sebesar $4,64 miliar, dengan 7,39 miliar koin telah beredar dari total suplai maksimal 100 miliar.
Boostr: Langkah Nyata Pi Menuju Adopsi Praktis
Di tengah fluktuasi harga, Pi Network justru menunjukkan arah pengembangan yang positif melalui peluncuran aplikasi utilitas Boostr. Aplikasi ini memungkinkan pengguna menggunakan Pi Coin untuk membayar berbagai kebutuhan digital seperti:
Tagihan listrik
Pulsa dan paket data
Gift card
Kredit Uber
Kartu transportasi umum
Boostr dapat diakses melalui Pi Browser, dan saat ini telah digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia, negara-negara Afrika, dan Amerika Latin. Cara penggunaannya cukup sederhana:
Buka Boostr melalui Pi Browser
Pilih negara dan layanan
Masukkan nomor tujuan
Tentukan nominal pembayaran
Bayar langsung menggunakan Pi Wallet
Proses transaksi berlangsung cepat dan efisien, memberikan solusi keuangan alternatif bagi masyarakat dengan akses terbatas ke layanan finansial formal.
Menuju Kripto yang Fungsional
Kehadiran Boostr menandai langkah strategis Pi Network dalam memperluas daya guna Pi Coin dari sekadar aset spekulatif menjadi alat pembayaran yang nyata. Pengguna menyambut positif fitur ini karena kemudahan dan kecepatan transaksi yang ditawarkan.
Langkah ini juga memperkuat posisi Pi Network sebagai ekosistem kripto inklusif, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang masih menghadapi tantangan dalam pemerataan akses keuangan digital.