Home Ekonomi Nilai Tukar Rupiah Menguat Hari Ini, Sabtu 26 April 2025: Apa Penyebab dan Prospek ke Depan?
Ekonomi

Nilai Tukar Rupiah Menguat Hari Ini, Sabtu 26 April 2025: Apa Penyebab dan Prospek ke Depan?

Bagikan
Nilai Tukar Rupiah
Nilai Tukar Rupiah. Image (Istimewa).
Bagikan

finnews.id – Pada perdagangan Sabtu, 26 April 2025, nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 58 poin (0,34%) ke level Rp16.815 per dolar AS, naik dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.873. Penguatan ini memberikan angin segar bagi pasar keuangan Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi.

Apa yang Membuat Rupiah Kembali Menguat?

Menurut Rully Nova, analis dari Bank Woori Saudara, ada beberapa faktor kunci di balik penguatan rupiah hari ini:

  1. Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
    Pasar global sedang dipengaruhi oleh harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni 2025. Kebijakan ini didorong oleh upaya mengendalikan inflasi dan menekan angka pengangguran di AS. Jika suku bunga AS turun, dolar cenderung melemah, sehingga mata uang emerging market seperti rupiah mendapat dukungan.
  2. Pelemahan Indeks Dolar AS
    Indeks dolar AS telah turun 9% dari level tertingginya dan kini berada di bawah level psikologis 100. Ini menandakan bahwa investor mulai beralih ke aset berisiko (risk-on), termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.
  3. Rupiah Dinilai Under Value
    Rully menilai bahwa rupiah saat ini sudah terlalu murah (under value) dibandingkan fundamental ekonominya. Artinya, masih ada ruang bagi rupiah untuk menguat lebih jauh, terutama jika didukung oleh penguatan mata uang regional lainnya.

Tantangan yang Masih Menghantui

Meski menguat, rupiah masih menghadapi beberapa risiko:

  • Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok
    Kebijakan tarif impor AS di era Presiden Donald Trump masih menjadi momok bagi pasar. Meski ada wacana pengurangan bea masuk terhadap produk Tiongkok, belum ada kepastian konkret. Komentar pejabat AS yang kurang optimis juga membuat pasar waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan.
  • Dampak Kelangkaan Bahan Baku & PHK
    Kebijakan proteksionis AS telah mengganggu pasokan bahan baku global, memicu ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur. Jika situasi ini memburuk, gejolak pasar bisa kembali melemahkan rupiah.

Proyeksi Pergerakan Rupiah ke Depan

Analis memprediksi rupiah hari ini akan bergerak dalam kisaran Rp16.800–Rp16.875 per dolar AS. Namun, arah pergerakan selanjutnya sangat bergantung pada:

  • Keputusan The Fed terkait suku bunga,
  • Dinamika kebijakan perdagangan AS-Tiongkok,
  • Sentimen investor terhadap aset emerging market.

Kesimpulan

Nilai tukar rupiah hari ini menunjukkan sinyal positif, didorong oleh sentimen global yang mendukung mata uang negara berkembang. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap berbagai risiko eksternal yang dapat mengubah tren dalam sekejap. Dengan memantau perkembangan kebijakan The Fed dan ketegangan AS-Tiongkok, pelaku pasar bisa mengambil keputusan lebih bijak dalam mengelola eksposur terhadap rupiah.

Bagaimana pendapat Anda tentang prospek rupiah ke depan? Simak terus perkembangan terbaru untuk mendapatkan insight yang lebih mendalam.

Bagikan
Artikel Terkait
BLT Kesra
Ekonomi

Pengumuman! 31 Desember 2025 Jadi Batas Akhir Pencairan BLT Kesra Rp900 Ribu, Jika Tidak Diambil Hangus

finnews.id – Kementerian Sosial (Kemensos) mengingatkan seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar...

Tiket Kereta Api Nataru 2025
Ekonomi

Laris Manis! 3,3 Juta Tiket Kereta Api Nataru Ludes Terjual, Okupansi Tembus 102 Persen

Finnews.id – Antusiasme masyarakat menggunakan moda transportasi kereta api pada musim libur...

Ekonomi

Harga emas UBS dan Galeri24 di Pegadaian Kompak Naik Hari ini

finnews.id – Harga emas yang dikutip dari laman resmi Sahabat Pegadaian, Sabtu,...

Ekonomi

Diprotes Buruh soal UMP 2026, Airlangga Hartarto: UMP Bukan Standar Gaji Ideal Bagi Pekerja

finnews.id – Gelombang protes buruh terhadap penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026,...