finnews.id – Kasus keracunan massal kembali terjadi di Cianjur, kali ini menimpa belasan siswa MAN 1 Cianjur setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini memicu kekhawatiran publik, terutama orang tua siswa, sekaligus mempertanyakan keamanan penyelenggaraan program makanan gratis di sekolah.
Kronologi Kejadian Keracunan
Pada Senin (21/4/2025) petang, 16 siswa MAN 1 Cianjur tiba-tiba mengalami gejala keracunan. Mereka mengeluh mual, pusing, dan lemas setelah menyantap hidangan dari program MBG. Kondisi tersebut membuat pihak sekolah segera membawa para siswa ke puskesmas terdekat. Namun, karena gejala yang dialami cukup serius, korban akhirnya dirujuk ke RSUD Sayang dan RSUD Bhayangkara untuk perawatan intensif.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Cianjur, Frida Laila Yahya, tim medis telah dikerahkan untuk memantau kondisi korban sekaligus menelusuri sumber keracunan. “Mereka menunjukkan gejala sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung mendapat penanganan medis,” ujarnya.
Penyebab Keracunan Masih Diselidiki
Hingga saat ini, penyebab pasti keracunan MBG Cianjur masih belum diketahui. Frida menjelaskan bahwa tim investigasi telah mengambil sampel makanan dari dapur penyedia MBG untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). “Kami belum bisa memastikan apakah keracunan berasal dari menu MBG atau faktor lain. Semua masih dalam pemeriksaan,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, produksi makanan dari dapur MBG yang terkait kasus ini dihentikan sementara. “Kami telah menghentikan seluruh aktivitas di dapur tersebut sampai hasil uji laboratorium keluar,” kata Frida.
Respons Cepat dan Evaluasi Program MBG
Insiden ini memicu evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, mulai dari proses pengolahan, bahan baku, hingga sistem distribusi. Frida mengungkapkan bahwa sebelumnya dapur MBG telah melalui pengawasan dan dinyatakan aman. Namun, kasus ini memaksa pihak berwenang untuk meninjau ulang seluruh prosedur.
“Kami akan mengecek kembali seluruh aspek, mulai dari kebersihan alat masak, kualitas bahan makanan, hingga kemungkinan kontaminasi bakteri atau bahan berbahaya,” jelasnya. Hasil laboratorium nantinya akan menentukan apakah keracunan disebabkan oleh bakteri, jamur, bahan pengawet, atau bahkan kesalahan penyimpanan makanan.