finnews.id – Di tengah kerumunan jamaah umrah yang memadati Masjidil Haram, ada satu pemandangan yang menyentuh hati, seorang pria dengan penuh kesabaran menggendong ibunya saat melakukan tawaf.
Pria itu Zainal Abidin (43), warga Desa Tambakrejo, Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi sorotan setelah aksinya menggendong sang ibu viral di media sosial.
Perjalanan Panjang Menuju Tanah Suci Bersama Sang Ibu
Zainal Abidin (43) bukanlah sosok yang mencari sorotan. Merencanakan ibadah umrah sejak 2019. Namun, pandemi COVID-19 memaksanya menunda niat tersebut. Baru pada 2023, ia berkesempatan berangkat—sayangnya, tanpa sang ibu.
Tahun ini, impiannya akhirnya terwujud. Ia bisa membawa ibunya ke Makkah, meski dengan satu tantangan, kondisi kesehatan sang ibu yang belum pulih sepenuhnya. Meski lemah, sang ibu memiliki keinginan kuat untuk menyentuh Rukun Yamani dan Multazam saat tawaf.
Melihat semangat ibunya, Zainal tak ingin harapan itu pupus. Dengan tenaga yang ia miliki, ia menggendong sang ibu menyusuri Ka’bah, memastikan ibunya bisa menyentuh sudut-sudut yang dimaksud.
“Ya, saya sempat kelelahan, tapi rasa syukur jauh lebih besar. Saya bersyukur bisa mengantar ibu ke sini,” ujarnya, menceritakan momen berharga itu.
Viral dan Menginspirasi Banyak Orang
Aksi Zainal Abidin menggendong ibunya saat thawaf di Masjidil Haram ini kemudian diabadikan oleh adiknya, Mukhamad Khozin, melalui sebuah video TikTok. Tak butuh waktu lama, video tersebut viral, ditonton lebih dari 1,9 juta kali dan dibanjiri ribuan komentar haru serta pujian dari warganet.
Netizen memuji ketulusan dan bakti Zainal kepada ibunya. Banyak yang merasa tersentuh dan terinspirasi, bahkan tak sedikit yang mengaku meneteskan air mata saat menonton momen tersebut. Dalam dunia yang semakin cepat dan sering kali individualistis, kisah seperti ini menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur yang tak lekang oleh zaman: kasih seorang anak kepada ibunya.
Refleksi dari Kisah Zainal
Jika kamu tersentuh oleh kisah ini, mungkin inilah saatnya menengok kembali cara kita memperlakukan orang tua. Sebab kadang, surga memang bisa begitu dekat—di pundak seorang anak yang rela menggendong ibunya. **