finnews.id – Balapan MotoGP Qatar 2025 seolah menjadi panggung sempurna bagi Maverick Vinales.
Dari posisi keenam saat start, pembalap Red Bull KTM Tech3 itu melesat cepat di lintasan Sirkuit Lusail pada Senin (14/4) dini hari WIB.
Bahkan, ia sukses menyalip Marc Marquez dan sempat memimpin jalannya lomba.
Penampilan Vinales terasa seperti kejutan manis di awal musim: agresif, taktis, dan penuh percaya diri. Sayangnya, kisah cemerlang itu berubah jadi ironi begitu garis finis dilewati.
Penalti Tekanan Ban Bikin Vinales Tersingkir ke P14
Setelah balapan selesai, suasana paddock langsung berubah. Hasil investigasi steward menyatakan bahwa Vinales melanggar regulasi tekanan ban minimum—yang harus dijaga setidaknya selama 60% dari total putaran.
Akibatnya, ia dijatuhi penalti waktu tambahan 16 detik. Posisi Vinales yang awalnya kedua langsung melorot drastis ke urutan ke-14. Padahal, performanya di atas motor tampak begitu meyakinkan sepanjang lomba.
Dilansir Crash, pelanggaran ini kemungkinan terjadi selama lima lap saat Vinales memimpin jalannya balapan. Satu kesalahan kecil pada tekanan ban, hasilnya bisa sebesar kehilangan podium.
Dampak Berantai: Bagnaia & Morbidelli Naik Podium
Efek penalti Vinales tak berhenti di dirinya sendiri. Francesco Bagnaia yang sebelumnya finis ketiga kini naik ke posisi runner-up. Sementara Franco Morbidelli—yang nyaris tak disorot sepanjang lomba—secara mengejutkan berhasil merebut posisi ketiga. Bagi Morbidelli, ini adalah podium yang nyaris “hadiah tak terduga” dari sistem regulasi.
Hasil Akhir MotoGP Qatar 2025 Usai Penalti Vinales
Pos | Rider | Tim | Waktu/Gap |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo (GP25) | 41m 29.186s |
2 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo (GP25) | +4.535s |
3 | Franco Morbidelli | Pertamina VR46 Ducati (GP24) | +6.495s |
4 | Johann Zarco | Castrol Honda LCR (RC213V) | +6.668s |
5 | Fermin Aldeguer | BK8 Gresini Ducati (GP24)* | +7.484s |
6 | Alex Marquez | BK8 Gresini Ducati (GP24) | +9.764s |
7 | Fabio Quartararo | Monster Yamaha (YZR-M1) | +12.895s |
8 | Pedro Acosta | Red Bull KTM (RC16) | +14.219s |
9 | Marco Bezzecchi | Aprilia Racing (RS-GP25) | +14.368s |
10 | Luca Marini | Honda HRC Castrol (RC213V) | +15.137s |
11 | Enea Bastianini | Red Bull KTM Tech3 (RC16) | +17.459s |
12 | Alex Rins | Monster Yamaha (YZR-M1) | +17.563s |
13 | Brad Binder | Red Bull KTM (RC16) | +17.632s |
14 | Maverick Vinales | Red Bull KTM Tech3 (RC16) | +1.800s + 16s |
15 | Ai Ogura | Trackhouse Aprilia (RS-GP25)* | +18.758s |
16 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina VR46 Ducati (GP25) | +26.340s |
17 | Raul Fernandez | Trackhouse Aprilia (RS-GP25) | +26.925s |
18 | Somkiat Chantra | Idemitsu Honda LCR (RC213V)* | +38.186s |
– | Jorge Martin | Aprilia Racing (RS-GP25) | DNF |
– | Augusto Fernandez | Pramac Yamaha (YZR-M1) | DNF |
– | Joan Mir | Honda HRC Castrol (RC213V) | DNF |
– | Jack Miller | Pramac Yamaha (YZR-M1) | DNF |
Tekanan ban mungkin terdengar sepele, tapi kini jadi salah satu variabel krusial di dunia balap modern. Aturan ini tidak hanya menyangkut keamanan, tapi juga strategi. Ironisnya, para pembalap bisa tampil spektakuler di lintasan tapi tetap kehilangan hasil karena detail teknis seperti ini.
Kasus Vinales menjadi pengingat pahit bahwa di era MotoGP sekarang, kemenangan tidak cukup hanya soal kecepatan—tapi juga tentang presisi di setiap aspek, termasuk tekanan udara dalam ban.