finnews.id – Francesco “Pecco” Bagnaia tampil dengan wajah serius usai Sprint Race MotoGP Qatar. Pembalap Ducati ini menyalahkan dirinya sendiri atas kesalahan di sesi kualifikasi yang membuatnya harus start dari posisi ke-11—padahal, kemenangannya di Austin pekan lalu sempat memberi angin segar.
“Saya terlalu memaksakan diri di tikungan 4. Itu kesalahan saya,” aku Bagnaia. “Tapi kalau tidak mengambil risiko di momen seperti ini, kapan lagi? Sayangnya, kali ini tidak berhasil.”
Sprint Race: Perjuangan Tanpa Hasil Maksimal
Meski start dari tengah grid, Bagnaia berhasil naik ke posisi 8 di lap pertama. Namun, ia kesulitan mengejar Marc Márquez yang akhirnya memimpin klasemen sementara. “Di sprint, overtake memang lebih sulit. Saya kehilangan banyak waktu di belakang rider lain,” keluhnya.
Yang membuatnya lebih kesal: “Padahal, pace saya sebenarnya cukup untuk podium. Tapi start buruk menghancurkan segalanya.”
Masalah Teknis? Bagnaia Menolak Berkomentar
Ada spekulasi bahwa masalah teknis turut memengaruhi performanya. Tapi Bagnaia enggan membahas detail: “Saya tidak bisa bicara soal itu.”
Yang jelas, ia mengaku masih beradaptasi dengan tangki bahan bakar baru yang memengaruhi keseimbangan pengereman. “Ini hanya masalah saya. Rider lain tidak merasakan hal yang sama,” tambahnya.
“2 Poin Lebih Baik daripada 0” – Pelajaran dari Kehilangan Gelar
Dengan hanya meraih 2 poin di sprint, Bagnaia mengaku kecewa. Tapi ia memilih melihat sisi positif: “Tahun lalu, saya kalah gelar hanya selisih 10 poin. Sekarang, saya sadar setiap poin berharga—bahkan 2 poin lebih baik daripada crash.”
Ia juga membantah isu tekanan dari duel dengan Márquez: “Saya tidak peduli omongan orang. Pressure itu normal ketika kamu berada di puncak.”
Fokus Bangkit di Race Utama
Bagnaia yakin performanya akan lebih baik di race panjang besok. “Balapan utama selalu berbeda. Saya bisa lebih agresif di pengereman dan punya peluang menang,” tegasnya.
Dengan catatan: “Yang penting start lebih baik. Tidak boleh lagi kehilangan poin berharga seperti hari ini.”