Harga Pi Network Hari Ini
Home Ekonomi Harga Bitcoin di Ujung Tanduk: Apakah Level US$ 65.000 Akan Jadi Penentu Nasib BTC?
Ekonomi

Harga Bitcoin di Ujung Tanduk: Apakah Level US$ 65.000 Akan Jadi Penentu Nasib BTC?

Bagikan
Bagikan

finnews.id – Di tengah ketidakpastian pasar kripto, satu angka kini jadi pusat perhatian komunitas trader global: US$ 65.000.

Level ini bukan sekadar angka acak—ia berpotensi menjadi palang pintu antara kelanjutan tren bullish atau awal dari pelemahan harga Bitcoin (BTC).

Harga Bitcoin Hari Ini:

Apa yang Membuat Angka Ini Begitu Penting?

Meski harga Bitcoin masih relatif stabil di grafik mingguan, banyak mata kini tertuju pada area US$ 65.000.

Ini adalah level support utama yang menjadi titik temu dua indikator teknikal kuat: point of control—harga dengan volume transaksi tertinggi, serta garis Fibonacci retracement 0,618—yang kerap digunakan untuk mengukur kekuatan tren.

Ketahanan harga di atas area ini bisa menciptakan pola higher low, atau titik terendah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Mengutip crypto.news, ini dianggap sebagai sinyal bahwa tren kenaikan masih bertahan.

“…bertahannya harga di atas US$ 65.000 memperbesar peluang untuk kenaikan lebih lanjut.”

Tapi Jangan Gegabah, Kata Para Analis

Meski potensinya menarik, para analis menyarankan agar tidak terburu-buru masuk pasar. Alih-alih langsung membeli, pendekatan yang lebih bijak adalah menunggu konfirmasi support.

Apa bentuk konfirmasi itu? Salah satu indikatornya adalah kemunculan beberapa candle yang menutup di atas US$ 65.000—tanda bahwa pembeli benar-benar aktif mempertahankan harga.

Masuk pasar tanpa kepastian bisa berujung pahit. Trader bisa saja terjebak membeli saat harga justru mulai melemah. Oleh karena itu, kesabaran bukan hanya kebajikan, tapi strategi.

Bagaimana Jika Bitcoin Jatuh ke Bawah US$ 65.000?

Nah, di sinilah ironi pasar bermain. Jika harga Bitcoin menembus ke bawah level tersebut, struktur pasar yang selama ini dianggap bullish bisa rusak.

Ini bukan soal koreksi kecil—penurunan bisa berlanjut hingga ke value area low, membuka peluang penurunan yang lebih dalam dan memerlukan waktu lebih lama untuk pemulihan.

Jadi, US$ 65.000 bukan cuma angka teknikal, tapi semacam “garis imajiner” yang memisahkan dua skenario ekstrem: reli lanjut atau retracement dalam.

Di tengah dinamika yang belum pasti ini, satu hal menjadi jelas: strategi lebih penting daripada spekulasi.

Dengan menanti konfirmasi dan tetap menjaga manajemen risiko, para trader bisa menghindari jebakan emosional yang seringkali menggagalkan potensi keuntungan jangka panjang.

Bagikan
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Hari Ini (23 Juni 2025) Naik Lagi, Saatnya Jual atau Beli?
Ekonomi

Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Ini Daftar Lengkap dan Ketentuan Pajaknya

finnews.id – Harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang (Antam) kembali mengalami...

Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur
Ekonomi

Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur

finnews.id – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengungkapkan...

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom
Ekonomi

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom

finnews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menyita perhatian publik setelah merilis...

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses
Ekonomi

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses

finnews.id – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang positif...