Home Megapolitan Fakta Pagar Laut Bekasi: 9 Tersangka Terungkap, Sertifikat Palsu Dijaminkan ke Bank
Megapolitan

Fakta Pagar Laut Bekasi: 9 Tersangka Terungkap, Sertifikat Palsu Dijaminkan ke Bank

Bagikan
Tembok Laut
Kondisi pagar laut di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.-Dimas Rafi-
Bagikan

Fakta Pagar Laut Bekasi: Sertifikat Palsu, Tersangka Desa, dan Dugaan Keuntungan Miliaran

finnews.id – Kasus pagar laut Bekasi terus bergulir. Bareskrim Polri resmi menetapkan sembilan tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen sertifikat hak milik (SHM) di Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Penetapan dilakukan setelah gelar perkara pada 20 Maret lalu, dan mayoritas tersangka berasal dari lingkup pemerintahan desa.

Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, mengungkapkan bahwa seluruh tersangka memiliki peran dalam proses manipulasi dokumen. Dari kepala desa aktif, mantan kades, hingga petugas teknis dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Di antara tersangka, Kepala Desa Segarajaya berinisial AR disebut menjual bidang tanah yang sebenarnya berada di wilayah laut kepada dua pihak, YS dan BL. Tak hanya itu, mantan kepala desa MS pun terlibat dengan menandatangani dokumen PM 1 yang menjadi bagian dari proses pemalsuan data.

Modus yang dilakukan para pelaku adalah dengan memindahkan lokasi tanah dari darat ke laut dalam sertifikat resmi. Selain mengganti lokasi (objek), nama pemilik (subjek) pun turut direkayasa. Tak tanggung-tanggung, polisi mencatat ada 93 sertifikat yang telah dipalsukan, dan sebagian di antaranya sudah dijaminkan ke bank swasta.

Dalam penyidikan, polisi telah memeriksa sekitar 40 saksi dan mengamankan berbagai barang bukti, termasuk hasil uji dari laboratorium forensik. Kini, proses pemanggilan tersangka untuk pemeriksaan lanjutan akan segera dilakukan guna melengkapi berkas perkara.

Djuhandhani juga mengungkap bahwa pemalsuan sertifikat ini bukan hanya mencederai kepercayaan publik, tapi juga berpotensi menyebabkan kerugian besar. Diduga keuntungan yang diraup dari aksi ini mencapai angka miliaran rupiah, dengan keuntungan dibagi di antara tersangka dari jajaran perangkat desa dan tim PTSL.

Kasus ini memperlihatkan celah besar dalam sistem administrasi pertanahan, terutama dalam program PTSL yang seharusnya mempermudah legalitas lahan masyarakat. Fakta pagar laut Bekasi bukan hanya mencuatkan persoalan hukum, tetapi juga mengingatkan pentingnya pengawasan ketat terhadap praktik-praktik manipulasi di tingkat desa. (*)

Bagikan
Artikel Terkait
Daerah rawan longsor Jakarta
Megapolitan

Peringatan Dini BPBD:  12 Kecamatan Rawan Longsor di Jakarta saat Natal dan Tahun Baru

finnews.id – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Penanggulangan Bencana...

prakiraan cuaca Rabu 17 Desember 2025
Megapolitan

Prakiraan Cuaca Rabu 17 Desember 2025: Hujan Ringan Dominasi Jakarta dan Kepulauan Seribu

Finnews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di...

Puncak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru
Megapolitan

Puncak Arus Mudik Nataru Diprediksi 19–20 Desember, Ini Persiapan Dishub DKI 

finnews.id – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memprediksi puncak arus mudik pada...

Prakiraan Cuaca Jakarta 16 Desember
Megapolitan

Awas Hujan Sore! Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Selasa 16 Desember 2025

Finnews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk...