finnews.id – Presiden Prabowo Subianto menegaskan masa pemerintahannya tak antikritik. Menurutnya, sebagai seorang pemimpin, tidak boleh menolak kritik yang disampaikan.
“Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan, kita tidak antikritik, kita malah suka kritik,” kata Prabowo dalam sambutannya di Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden, Selasa, 8 April 2025.
Ia mengungkapkan alasan suka dikritik yakni karena kritik bisa membantu kita membuat kita lebih aware dan waspada.
Prabowo lantas menyinggung soal siasat Adolf Hitler saat menyusun propaganda di era Nazi. Ia menjelaskan Kalau kebohongan diulang berkali-kali dan terus-menerus lama-lama orang percaya dengan kebohongan itu.
Ia mencontohkan pendapat seseorang yang yakin matahari terbit dari Barat. Ketika disampaikan lebih dari 1.000 kali, maka lama kelamaan akan ada yang percaya matahari terbit dari Barat.
“Jadi kritik itu bagus menurut saya. Tapi kalau suatu program kemudian menciptakan kondisi yang tidak rasional harus ada klarifikasi dan penjelasan. Umpamanya, ada yang bersikeras yakin matahari terbit tidak dari timur tapi dari barat. Karena dia ngomong 500 kali, 1.000 kali matahari terbit dari barat jangan-jangan ada sebagian rakyat kita yang percaya,” sambung dia.
“Itu adalah propaganda. Itu ada di buku semua. Itu keahlian Hitler dan Joseph Goebbels. Kalau kebohongan diulang berkali-kali dan terus-menerus lama-lama orang percaya dengan kebohongan itu,” jelas dia menambahkan.
Dengan kecanggihan teknologi dan penyebaran informasi yang cepat, Prabowo mengingatkan bahwa berita palsu atau hoax bisa dengan mudah tersebar, namun hal itu tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Kebohongan bisa diteruskan, tapi suatu saat begitu kebohongan terlihat, hilang kepercayaan dari orang,” kata Prabowo.
Dengan kecanggihan teknologi dan penyebaran informasi yang cepat, Prabowo mengingatkan bahwa berita palsu atau hoax bisa dengan mudah tersebar, namun hal itu tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Jadi sekarang muda ada fake news, hoaks, itu mudah. Tapi kami tidak boleh grundel [mengeluh]. Ini realitas, karena itu kami terbuka karena serangan kebohongan hanya bisa dihadapi dengan membuka diri dan memberi penjelasan apa adanya berdasarkan fakta, kenyataan, ilmu, dan matematika,” tutur Prabowo. (Anisha Aprilia)