Home Ekonomi Rupiah Tertekan, RDG Bank Indonesia Ambil Langkah Tegas Lewat Intervensi Pasar
Ekonomi

Rupiah Tertekan, RDG Bank Indonesia Ambil Langkah Tegas Lewat Intervensi Pasar

Bagikan
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan langkah intervensi di pasar off-shore dan domestik demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari tekanan global yang meningkat
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Bagikan

finnews.id – Di tengah gejolak ekonomi global yang memanas, Bank Indonesia (BI) tak tinggal diam. Lewat Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 7 April 2025, BI resmi mengambil langkah intervensi di pasar off-shore untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Langkah ini menjadi respons cepat atas tekanan berat yang menimpa rupiah, terutama di pasar non-deliverable forward (NDF), yang terjadi saat pasar domestik tengah libur panjang merayakan Idul Fitri 1446 Hijriah. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa gejolak pasar keuangan global menjadi pemicu utama.

“Tekanan terhadap nilai tukar rupiah telah terjadi di pasar off-shore, tepatnya di tengah masa libur panjang dalam rangka Idul Fitri,” ujar Ramdan di Jakarta, Senin (7/4).

Gejolak ini dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat pada 2 April 2025, disusul respons retaliasi dari Pemerintah China dua hari kemudian. Ketegangan ini tak hanya mengguncang pasar global, tetapi juga memicu arus keluar modal serta pelemahan mata uang di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.

Untuk meredam tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi berkelanjutan di pasar off-shore, meliputi sesi perdagangan di Asia, Eropa, hingga New York. Intervensi tak hanya berhenti di luar negeri. Begitu pasar domestik kembali dibuka pada 8 April, BI berkomitmen akan bergerak secara agresif.

“Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar valas, baik spot maupun Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder,” terang Ramdan.

Lebih jauh, BI juga menyiapkan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah guna menjamin kecukupan dana di pasar uang dan sektor perbankan dalam negeri. Seluruh kebijakan ini, ditegaskan Ramdan, ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta menjaga sentimen positif investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Langkah tegas dari hasil RDG Bank Indonesia ini menjadi sinyal kuat bahwa stabilitas rupiah adalah prioritas utama di tengah situasi global yang tidak menentu. Ketegasan ini diharapkan mampu menjaga ketahanan ekonomi nasional serta memulihkan kepercayaan pelaku pasar. (*)

Bagikan
Artikel Terkait
Pi Network. Image (Istimewa).
Ekonomi

Pi Network Anjlok Tajam: Koreksi Harga atau Peluang Investasi?

finnews.id – Dalam beberapa hari terakhir, dunia kripto diramaikan oleh pergerakan mencolok...

IHSG diprediksi melemah hingga 3% pada pembukaan perdagangan usai libur Idulfitri. Analis pasar mengingatkan dampak serius dari kebijakan tarif impor AS terhadap pasar saham Indonesia
Ekonomi

IHSG Terancam Terkoreksi Usai Libur Panjang, Analis: Dampak Tarif Impor AS Tak Bisa Diabaikan

finnews.id – Setelah lebih dari sepekan libur panjang Idulfitri, pasar saham Indonesia...

Kurs rupiah melemah ke level Rp 16.904 per dolar AS di awal perdagangan hari ini. Pelemahan dipicu sentimen global negatif, dari kebijakan tarif AS hingga eskalasi konflik geopolitik
Ekonomi

Kurs Rupiah Melemah ke Rp 16.904 per Dolar AS, Sentimen Global Tekan Nilai Tukar

finnews.id – Nilai tukar rupiah kembali menghadapi tekanan di awal pekan ini....

Pemerintah kirim tim lobi tingkat tinggi ke AS dan hitung dampak kebijakan tarif dagang Trump terhadap industri nasional
Ekonomi

Tarif Dagang Trump Naik, Indonesia Siapkan Langkah Strategis Hadapi Tekanan Ekspor

finnews.id – Kebijakan tarif dagang Trump kembali menjadi sorotan setelah Presiden Amerika...