Home Ekonomi Tren Penguatan Harga Batu Bara dan Dampaknya di Pasar Global
Ekonomi

Tren Penguatan Harga Batu Bara dan Dampaknya di Pasar Global

Bagikan
Batu Bara
Batu Bara. Image (Istimewa).
Bagikan

Permintaan batu bara juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kebutuhan energi untuk elektrifikasi rumah tangga, pengisian daya kendaraan listrik, serta pembangunan pabrik di India. Kementerian Batu Bara India memperkirakan bahwa permintaan batu bara di negara tersebut akan tumbuh sekitar 3% per tahun hingga 2030.

Selain itu, sektor teknologi turut mendorong konsumsi batu bara, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi pusat data yang mendukung komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI). Situasi ini membuat beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman tetap bergantung pada batu bara, meskipun sebelumnya mereka berencana untuk menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga batu bara.

Dampak Penarikan Amerika Serikat dari Perjanjian Pendanaan Energi

Di tengah perdebatan mengenai masa depan batu bara, kebijakan Amerika Serikat yang menarik diri dari pendanaan transisi energi di beberapa negara menambah dinamika baru dalam industri ini. Sebelumnya, AS bersama negara-negara kaya lainnya berjanji memberikan dana miliaran dolar untuk membantu negara berkembang beralih dari batu bara ke energi terbarukan.

Namun, baru-baru ini, Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa mereka telah menarik diri dari perjanjian tersebut, termasuk dari kemitraan dengan Afrika Selatan, Indonesia, dan Vietnam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan, Chrispin Phiri, menyebutkan bahwa keputusan ini berdampak signifikan, terutama bagi Afrika Selatan yang di perkirakan akan kehilangan lebih dari $1 miliar dalam investasi masa depan untuk transisi energi.

Di Indonesia, penghentian pendanaan dari AS juga berdampak pada beberapa program transisi energi yang sebelumnya di kelola melalui Badan Bantuan AS (USAID) dan Departemen Energi AS. Menurut Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), keputusan ini dapat menghambat upaya negara-negara berkembang dalam mempercepat transisi ke energi hijau.

Kesimpulan

Tren kenaikan harga batu bara dalam sepekan terakhir mencerminkan tingginya permintaan global, khususnya dari China dan India. Sementara itu, kebijakan Amerika Serikat yang menarik diri dari pendanaan transisi energi berpotensi memperpanjang masa penggunaan batu bara di beberapa negara berkembang.

Bagikan
Artikel Terkait
Ekonomi

PLN EPI Catat Value Creation Rp14,08 Triliun, Jaga Pasokan Energi 2024 Tetap Aman

finnews.id – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) membukukan kinerja solid...

Badan Bank Tanah Perkuat Perlindungan Investasi Lewat Dukungan JAMDATUN
Ekonomi

Badan Bank Tanah Perkuat Perlindungan Investasi Lewat Dukungan JAMDATUN

Proyek-Proyek Strategis yang Disokong Badan Bank Tanah Saat ini, Badan Bank Tanah...

PLN EPI Bukukan Laba Rp2,24 Triliun Sepanjang 2024, Ini Rahasianya Jaga Rantai Pasok Energi Nasional
Ekonomi

PLN EPI Bukukan Laba Rp2,24 Triliun Sepanjang 2024, Ini Rahasianya Jaga Rantai Pasok Energi Nasional

PLN EPI Siap Dukung Transisi Energi Nasional Di balik deretan angka fantastis,...

Cara Pengajuan Pinjaman KUR Mandiri 2025, Begini Langkah Mudahnya!
Ekonomi

Cara Pengajuan Pinjaman KUR Mandiri 2025, Begini Langkah Mudahnya!

Tips Agar Pengajuan KUR Mandiri Disetujui Mengetahui cara pengajuan Pinjaman KUR Mandiri...