Puasa Ramadhan telah mengajarkan kesederhanaan dan kesabaran mengendalikan diri. Jangankan yang haram, yang halal pun dibatasi dan tidak boleh berlebihan. Maka dengan ibadah puasa dan didikan Ramadhan, watak tamak, rakus, dan sifat buruk kita bisa hilang, setidaknya mampu dikendalikan.
Begitu pun sifat-sifat tercela lainnya, seperti mudah terprovokasi, mudah berkata kotor, mudah menghina, mencaci, menyebar hoaks, dengan puasa mestinya bisa dikalahkan. Demikian pula sikap korup di sebagian elit pejabat serta sikap brutal di kalangan generasi muda hendaknya bisa disembuhkan.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَللهِ الْحَمْدُ
Maasyiral Muslimin Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dirahmati Allah Selanjutnya, puasa Ramadhan diharapkan mampu menjadikan kita sebagai pribadi yang disiplin dan taat aturan. Jamaah sekalian, pada saat berpuasa, sadar tidak sadar kita dilatih untuk patuh aturan.
Dalam kaitan ini adalah aturan syariat. Berpuasa harus sesuai syarat dan rukun. Makan sahur dan berbuka sesuai waktu yang telah ditetapkan. Tak hanya itu, kita juga dilatih meninggalkan hal-hal yang mengurangi keutamaan dan pahala puasa.
Maka selepas Ramadhan kita seharusnya menjelma menjadi yang sosok yang patuh dan disiplin aturan. Berbicara kedisiplinan tentu mencakup segala bidang, dimulai dari aturan atau norma yang berlaku, setidaknya terhadap empat norma yang berlaku, yaitu norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum.
Hari ini kita sendiri mengaku sebagai penganut agama, tapi terkadang gemar mengabaikan aturan. Patuh pada norma tertentu, tapi suka melanggar norma yang lain. Di luar sana, banyak yang patuh terhadap aturan syariat, tetapi mengesampingkan aturan bernegara. Padahal, ketaatan terhadap pemerintah juga diperintah oleh agama. Demikian sebagaimana salah satu ayat Al-Quran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ulul-amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu,” (QS. An-Nisa [4]: 59).