Home Islami Teks Khutbah Idul Fitri: Membangun Pribadi Berkarakter dan Peduli Lingkungan setelah Ramadan
Islami

Teks Khutbah Idul Fitri: Membangun Pribadi Berkarakter dan Peduli Lingkungan setelah Ramadan

Bagikan
Teks Khutbah Idul Fitri: Membangun Pribadi Berkarakter dan Peduli Lingkungan setelah Ramadan
Bagikan

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَللهِ الْحَمْدُ

Maasyiral Muslimin Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dirahmati Allah Dalam konteks umum, karakter mengacu kepada sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Ada juga yang mengartikan karakter sebagai tabiat atau watak. Dalam konteks ini, tentu karakter yang terbentuk adalah karakter Muslim yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan yang kuat.

Maka selepas berpuasa, kita diharapkan menjadi pribadi yang berkarakter, memiliki sifat, tabiat, akhlak, dan pekerti yang luhur, khas, dan berbeda dengan yang lain. Kita tidak menutup mata bahwa hari ini bangsa kita sedang krisis moral dan nyaris kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang religius, santun, dan beradat ketimuran. Padahal, negara kita penganut agama Islam terbesar di dunia. Sayangnya, nilai-nilai agama seolah dikesampingkan.

Di sinilah pentingnya kita sebagai Muslim untuk kembali memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai luhur agama, baik dalam konteks hablum minallah maupun hablum minannas, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bernegara.

Banyak kaum Muslimin yang belum sepenuhnya sadar bahwa beragama tidak bisa dilepaskan dari akhlak. Akibatnya, mereka banyak yang saleh secara spiritual, tetapi tidak secara sosial. Padahal, Rasulullah sendiri diutus untuk memperbaiki akhlak. Demikian sebagaimana yang diungkap dalam sabdanya:

Artinya, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” (HR. Ahmad).

Dalam hadits lain, pentingnya pembangunan akhlak dikaitkan langsung dengan kesempurnaan iman:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya,” (HR. At-Tirmidzi).

Ini artinya, iman memiliki hubungan dengan akhlak. Dengan kata lain, agama tak hanya mengedepankan aspek ketuhanan dan spiritual, tetapi juga aspek kemanusiaan dan sosial. Dan puasa di bulan Ramadhan yang baru saja kita tunaikan diharapkan mampu menjembatani pembentukan karakter kita dan menginternalisasi nilai-nilai luhur keislaman.

Bagikan
Artikel Terkait
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun Kembali, Siap Jadi Ikon Spiritual dan Sosial Jakarta Timur
Islami

Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun Kembali, Siap Jadi Ikon Spiritual dan Sosial Jakarta Timur

finnews.id – Masjid Jami Soeprapto Soeparno menjadi sorotan publik setelah keluarga besar...

Islami

Malam 1 Suro: Antara Tradisi dan Kontemplasi

Bagi mereka yang memilih jalur spiritual, malam 1 Suro adalah waktu yang...

Pria itu Zainal Abidin (43)
Islami

Ini Tampang Zainal Abidin: Sosok Anak Berbakti yang Menggendong Ibunya Saat Tawaf di Masjidil Haram

finnews.id – Di tengah kerumunan jamaah umrah yang memadati Masjidil Haram, ada...

Islam Aboge
Islami

Islam Aboge di Magetan Rayakan Idul Fitri dengan Perhitungan Tradisional

finnews.id – Penganut ajaran Islam Aboge di Magetan baru merayakan Idul Fitri...