Home News Komisi III DPR: Kejaksaan Tetap Berwenang Menyidik Perkara Korupsi
News

Komisi III DPR: Kejaksaan Tetap Berwenang Menyidik Perkara Korupsi

Bagikan
Komisi III DPR menegaskan Kejaksaan tetap berwenang menyidik perkara korupsi dalam RUU KUHAP, membantah kabar soal penghapusan kewenangan tersebut
Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman. (Fraksi Gerindra)
Bagikan

finnews.id – Polemik terkait kewenangan Kejaksaan dalam menyidik tindak pidana korupsi (tipikor) dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) akhirnya mendapat kejelasan. Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menegaskan bahwa Kejaksaan tetap memiliki kewenangan penuh dalam penyidikan kasus korupsi sebagaimana diatur dalam KUHAP yang baru.

Kejaksaan Tetap Punya Kewenangan dalam Penyidikan Tipikor

Dalam konferensi pers yang digelar usai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama sejumlah pakar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 24 Maret 2025, Habiburokhman menepis kabar bahwa RUU KUHAP menghilangkan peran Kejaksaan dalam penyidikan perkara korupsi.

“Jadi, Kejaksaan tetap berwenang melakukan penyidikan tindak pidana korupsi menurut KUHAP yang baru,” tegasnya.

Pernyataan ini muncul sebagai respons atas perdebatan publik mengenai Pasal 6 dalam draf RUU KUHAP, yang dinilai oleh sebagian pihak dapat membatasi wewenang Kejaksaan dalam menangani kasus tipikor.

“Ada informasi yang menyebut bahwa Kejaksaan tidak lagi berwenang dalam penyidikan tipikor karena Pasal 6. Penjelasan pasal tersebut memang hanya menyebut penyidik Kejaksaan dalam kasus pelanggaran HAM berat,” jelasnya.

Namun, Habiburokhman memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Dalam draf final yang telah dikirimkan, disebutkan secara jelas bahwa Kejaksaan tetap memiliki kewenangan dalam penyidikan kasus korupsi dan pelanggaran HAM berat.

RUU KUHAP Tidak Mengatur Kewenangan Institusi

Lebih lanjut, Habiburokhman menjelaskan bahwa RUU KUHAP pada dasarnya tidak secara spesifik mengatur kewenangan institusi tertentu, tetapi hanya memberikan contoh dari peraturan yang telah berlaku.

“Memang KUHAP ini tidak mengatur kewenangan institusi. Ia hanya memberikan contoh dari apa yang sudah diterapkan selama ini,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Kamis, 20 Maret 2025, Komisi III DPR RI telah menerima Surat Presiden (Surpres) yang menandai dimulainya pembahasan revisi KUHAP antara DPR dan Pemerintah. Surpres yang telah ditandatangani Presiden RI, Prabowo Subianto, membuka jalan bagi diskusi lebih lanjut mengenai aturan ini.

“Draf final RUU KUHAP akan segera dibahas karena Surpres-nya sudah keluar,” pungkas Habiburokhman. (*)

Bagikan
Artikel Terkait
Terbongkar sosok F yang mengundang Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto ke Universitas Indonesia (UI) ketika digelar Konsolidasi Mahasiswa Nasional UI, Depok, 16 April 2025.
News

Terbongkar Sosok F, Undang TNI ke UI Berujung Ketua BEM FIA Dimakzulkan

finnews.id – Terbongkar sosok F yang mengundang Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman...

Kasus dugaan pelecehan oleh dokter kandungan di Garut memicu kekhawatiran masyarakat
News

Komnas Perempuan Kecam Predator Seksual Jepara Lecehkan 31 Korban

finnews.id – Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengecam kekerasan seksual...

News

KPK Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Dinas PU Kabupaten Mempawah

finnews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka...

Presiden Prabowo Subianto meminta agar kuota impor terutama terhadap komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak untuk dihapuskan.
News

Prabowo Minta Sekolah Rakyat Dilaksanakan Secara Matang dan Tepat Sasaran

finnews.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto...