finnews.id – Patrick Kluivert adalah salah satu penyerang paling berbakat yang pernah di miliki Belanda. Dengan kombinasi kecepatan, teknik, dan insting mencetak gol yang tajam, ia menjadi ikon sepak bola Eropa pada era 1990-an dan awal 2000-an. Kariernya yang gemilang di mulai di Ajax Amsterdam sebelum mencapai puncak bersama Barcelona. Selain itu, ia juga memiliki peran penting dalam tim nasional Belanda, mencatatkan berbagai momen ikonik. Setelah pensiun, Kluivert tetap aktif di dunia sepak bola, meninggalkan warisan yang menginspirasi generasi berikutnya.
Awal Karier dan Kecemerlangan di Ajax
Patrick Kluivert lahir pada 1 Juli 1976 di Amsterdam, Belanda. Ia bergabung dengan akademi Ajax Amsterdam pada usia muda dan segera menunjukkan bakat luar biasa sebagai penyerang. Di bawah asuhan pelatih Louis van Gaal, Kluivert berkembang pesat dan mendapatkan debut profesionalnya pada tahun 1994 saat berusia 18 tahun. Dalam musim pertamanya, ia langsung mencetak 18 gol di Eredivisie, membantu Ajax meraih gelar liga tanpa terkalahkan.

Momen paling bersejarah dalam karier awal Kluivert terjadi di final Liga Champions 1995. Saat itu, Ajax menghadapi AC Milan, tim yang lebih berpengalaman dan di favoritkan untuk menang. Namun, Kluivert yang masuk sebagai pemain pengganti mencetak gol kemenangan pada menit ke-85, membawa Ajax meraih trofi Liga Champions. Gol tersebut menjadikannya pencetak gol termuda dalam final kompetisi tersebut, sebuah pencapaian yang masih di kenang hingga kini.
Setelah sukses di Eropa, Kluivert terus menunjukkan ketajamannya di Ajax. Ia mencetak total 39 gol dalam 70 pertandingan Eredivisie selama tiga musim bersama klub tersebut. Namun, pada tahun 1997, ia memutuskan untuk mencari tantangan baru dan bergabung dengan AC Milan. Sayangnya, musimnya di Italia tidak berjalan sesuai harapan. Ia hanya mencetak 6 gol dalam 27 pertandingan Serie A, membuatnya harus mencari peluang lain untuk menghidupkan kembali kariernya.
Meskipun masa baktinya di Ajax relatif singkat, pengaruh Kluivert terhadap klub sangat besar. Ia menjadi bagian dari generasi emas Ajax yang mendominasi sepak bola Eropa di pertengahan 1990-an. Kecepatan, teknik, dan ketajaman penyelesaiannya menjadikannya salah satu striker muda paling menjanjikan di dunia saat itu.