Oleh: Sigit Nugroho
Pemimpin Redaksi fin.co.id
Berkurangnya anggaran pemerintah sebesar Rp306,7 triliun sebagai bagian dari kebijakan efisiensi mulai terasa dampaknya. Instruksi Presiden yang mendorong penghematan anggaran di Kementerian dan Lembaga, kini bukan hanya menjadi bahan perbincangan di ruang rapat, namun juga menjadi kenyataan pahit yang harus diterima oleh para pegawai negeri. Efisiensi yang dimaksudkan untuk meredam defisit anggaran ternyata menimbulkan dampak yang lebih luas, mulai dari penurunan kinerja pegawai hingga terganggunya layanan kepada masyarakat.
Memang, konsep efisiensi anggaran tampaknya menjadi jawaban terhadap meningkatnya kebutuhan negara dan pemenuhan target fiskal. Namun, pemangkasan yang terjadi di sektor-sektor krusial, seperti infrastruktur dan keselamatan transportasi, justru mengundang banyak tanda tanya. Apakah penghematan ini benar-benar membawa dampak positif, atau malah merugikan masyarakat yang seharusnya menjadi tujuan utama dari semua kebijakan pemerintahan?
Berdasarkan laporan, sektor infrastruktur menjadi salah satu yang paling terkena dampaknya. Dalam skala besar, pemangkasan anggaran di sektor ini akan memperlambat realisasi proyek-proyek vital yang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat. Sementara itu, sektor keselamatan transportasi juga dipangkas, yang jelas berisiko terhadap keselamatan jutaan orang yang bergantung pada sistem transportasi publik yang aman dan terjamin. Sebagai contoh, anggaran untuk perawatan dan pengawasan infrastruktur transportasi yang ada bisa saja berkurang drastis, mengancam keselamatan para pengguna jalan.
Selain sektor-sektor vital tersebut, kebijakan efisiensi juga mempengaruhi kinerja internal pemerintahan. Di Kementerian Kesehatan, misalnya, penghematan dilakukan hingga ke hal-hal sepele seperti perjalanan dinas yang kini harus menggunakan pesawat kelas ekonomi. Langkah ini mungkin terlihat sebagai langkah kecil, tetapi berpengaruh besar terhadap semangat kerja ASN yang melihat efisiensi ini hanya diterapkan secara timpang, antara golongan menengah dan golongan atas.