Home News [EDITORIAL] Hari Pers Nasional 2025: Menyimak Ironi dan Tantangan Dunia Pers Indonesia
News

[EDITORIAL] Hari Pers Nasional 2025: Menyimak Ironi dan Tantangan Dunia Pers Indonesia

Bagikan
Bagikan

Oleh: Sigit Nugroho

Pemimpin Redaksi fin.co.id

Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 yang digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, membawa pesan penting. Sejak awal, tema “Kalsel Gerbang Logistik” yang diangkat dalam seminar nasional pers bertujuan untuk mendorong ketahanan pangan nusantara. Sebuah upaya yang menggarisbawahi peran vital pers dalam mengedukasi masyarakat, menyampaikan informasi yang relevan, dan berfungsi sebagai kontrol sosial dalam berbagai program pemerintah. Namun, di balik perayaan yang penuh semangat itu, dunia pers Indonesia tengah menghadapi ironi yang tidak bisa diabaikan.

Dualisme Kepengurusan PWI: Gambaran Ketegangan dalam Organisasi Pers

Ironisnya, peringatan HPN tahun ini juga diselimuti oleh masalah internal yang serius: dualisme kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bukan rahasia lagi bahwa PWI kini terpecah dalam dua kubu yang masing-masing mengklaim sebagai representasi sah organisasi wartawan terbesar di tanah air ini. Pembelahan ini tidak hanya menggambarkan krisis internal, tetapi juga mengganggu soliditas persatuan wartawan Indonesia, terutama dalam mengawal agenda-agenda besar seperti peringatan HPN.

Ketegangan ini tidak hanya merusak citra PWI sebagai organisasi pers, tetapi juga menciptakan ketidakpastian bagi jurnalis yang berada di bawah naungannya. Ketika sesama anggota PWI terpecah, bagaimana mungkin mereka dapat bersatu dalam menghadapi tantangan nyata yang datang dari luar? Krisis kepemimpinan ini menjadi cerminan dari kesulitan lebih besar yang dihadapi dunia pers Indonesia, yang terkadang harus berjuang untuk tetap bertahan di tengah arus politik dan ekonomi yang penuh dinamika.

Kekerasan terhadap Jurnalis: Tantangan Besar yang Tak Kunjung Usai

Selain perpecahan internal, dunia pers Indonesia masih harus bergulat dengan masalah serius lainnya, yaitu kekerasan terhadap jurnalis. Belum lama ini, publik dikejutkan dengan kasus kekerasan terhadap jurnalis Tribrata News di Medan. Insiden ini bermula dari liputan yang mengungkap praktik perjudian ilegal, sebuah topik yang masih dianggap sensitif oleh beberapa pihak. Jurnalis yang hanya menjalankan tugas jurnalistiknya malah menjadi korban kekerasan, memperlihatkan betapa rentannya posisi mereka di hadapan pihak-pihak yang merasa terganggu dengan pemberitaan yang mereka angkat.

Bagikan
Artikel Terkait
News

Sah! Sugiono Gantikan Muzani sebagai Sekjen Gerindra

finnews.id – Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto...

News

Prabowo Siapkan 80 Persen Undangan Upacara 17 Agustus di Istana Merdeka untuk Masyarakat Umum

finnews.id – Presiden Prabowo Subianto menyiapkan 8.000 undangan untuk Upacara Peringatan Detik-Detik...

News

Ini Alasan Presiden Prabowo Bebaskan Tom Lembong dari Kasus Impor Gula

finnews.id – Presiden Prabowo Subianto mengajukan abolisi atau pembebasan hukum terhadap mantan...

Harga BBM Pertamina Turun Mei 2025, Peluang Baru untuk Hemat Pengeluaran Harian
News

Harga BBM Non-Subsidi Pertamina Per 1 Agustus 2025: Pertamax Turun, Dexlite Naik

finnews.id – PT Pertamina (Persero) resmi memperbarui harga bahan bakar minyak (BBM)...