finnews.id – Wacana untuk menggantikan sumber protein seperti telur dengan makanan berbasis serangga atau belalang dan ulat sagu dalam menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan publik dalam mengembangkan kearifan lokal.
Dokter spesialis gizi dr Widjaja Lukito, Sp.GK, PhD mengatakan, bahan pangan itu memiliki kaya protein yang tinggi. Tetapi, kata dia, menu MBG tidak hanya yang tinggi protein tapi juga perlu memperhatikan sejum;ah aspek yang lebih mendalam.
“Memang kalau serangga sama ulat itu proteinnya tinggi, cuma itu bergantung pada budaya masing-masing tempat,” kata Widjaja ketika dihubungi Disway Group, Senin 27 Januari 2025.
Dia mengatakan, pemilihan serangga tak bisa digeneralisir pada seluruh populasi anak Indonesia, terutama untuk tujuan menanggulangi kekurangan gizi. Sementara itu, Widjaja mengatakan, bagaimana bahan makanan bisa diketahui kualitas proteinnya sudah baik.
“Kualitas protein itu dilihat dari asam aminonya. Kalau struktur dan konstruksi asam amino, hingga kini di seluruh dunia, ahli gizi masih mengakui telur itu sebagai sumber protein dengan kualitas yang tertinggi, artinya mendekati 100 persen,” terangnya.
Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada uji klinis mengenai sumber protein telur yang dibandingkan dengan serangga atau ulat. Dia juga belum bisa memastikan, apakah protein serangga dapat meningkatkan gizi anak.
“Hingga kini belum ada clinical trial tentang sumber protein serangga. Memang kita yakin ini akan memperbaiki gizi anak? Kita perlu clinical trial (untuk membuktikannya),” pungkasnya.
Perlu adanya bukti ketika seorang makan protein serangga sebagai protein lain, “Katakanlah dalam satu kali menu makan siang atau makan malam dan kemudian dilihat tumbuh kembangnya, dilihat dari status proteinnya, dilihat dari status otot/muscle mass, dilihat dari tumbuh kembangnya, tingginya bertambah enggak?” kata dia.
Sehingga tidak bisa dilihat secara teori sekadar mengetahui kandungan proteinnya.
Di samping itu, menurutnya, pernyataan Dadan ini menjadi pemantik bagi pihak lain untuk menerapkan ilmunya dalam memperkaya gastronomi.