finnews.id – Ketegangan Rusia-Ukraina kembali memanas. Kremlin secara terbuka menuding Kiev melakukan aksi teror setelah adanya upaya serangan drone yang menargetkan kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Wilayah Novgorod.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (30/12) menegaskan bahwa serangan tersebut bukan sekadar provokasi militer, melainkan aksi teroris yang sengaja dirancang untuk menggagalkan proses negosiasi konflik Rusia-Ukraina.
“Ini adalah tindakan teroris yang ditujukan tidak hanya kepada Presiden Putin secara pribadi, tetapi juga untuk mengganggu proses diplomasi yang sedang berlangsung,” ujar Peskov kepada wartawan.
Kremlin Singgung Pidato Natal Zelenskyy
Peskov juga mengaitkan serangan tersebut dengan pidato Natal Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang dinilai Kremlin mengandung pesan provokatif terhadap Moskow.
Menurutnya, upaya menyerang kediaman presiden Rusia merupakan eskalasi serius yang menunjukkan niat Kiev memperluas konflik ke ranah simbolik dan politik tingkat tinggi.
Kremlin mengklaim serangan drone berskala besar itu berhasil digagalkan sepenuhnya oleh sistem pertahanan udara Rusia. Seluruh target, termasuk kawasan yang diduga menjadi kediaman Presiden Putin, disebut berada dalam kondisi aman.
Peskov menepis bantahan Ukraina yang menyatakan tidak pernah menyerang lokasi tersebut, bahkan menyebut narasi tersebut sebagai “tidak masuk akal”.
“Zelenskyy mencoba menyangkal kejadian ini, dan sejumlah media Barat yang bersekutu dengan rezim Kiev ikut menyebarkan klaim bahwa serangan itu tidak pernah terjadi,” kata Peskov.
Ketika ditanya apakah Rusia memiliki bukti fisik berupa puing drone atau rekaman serangan, Peskov menolak untuk merincinya.
Ia menegaskan bahwa tidak semua bukti keamanan dapat atau perlu disampaikan ke publik, terutama jika menyangkut keselamatan kepala negara.
Kremlin Klaim Serangan Juga Menyasar Upaya Damai AS
Menariknya, Kremlin menilai aksi tersebut bukan hanya ditujukan kepada Rusia, tetapi juga secara tidak langsung menyasar Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang disebut-sebut tengah berupaya membantu penyelesaian konflik Rusia-Ukraina melalui jalur diplomatik.
Peskov juga enggan mengungkap keberadaan dan kondisi Presiden Putin pascaserangan, dengan alasan keamanan nasional.
“Itu bukan informasi untuk konsumsi publik,” tegasnya.