Finnews.id – Tiongkok resmi memperkuat peran diplomatiknya di kawasan Asia Tenggara dengan memediasi pembicaraan tingkat tinggi antara Thailand dan Kamboja. Pertemuan yang berlangsung di Provinsi Yunnan ini dimulai pada Minggu 28 Desember 2025, menyusul penandatanganan kesepakatan gencatan senjata baru untuk mengakhiri konflik perbatasan yang telah merenggut lebih dari 100 nyawa.
Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, dan Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, berkumpul di China barat daya untuk berdialog langsung di bawah bimbingan diplomat senior Tiongkok, Wang Yi. Pertemuan maraton selama dua hari ini bertujuan memastikan stabilitas di garis depan yang sebelumnya memaksa lebih dari setengah juta warga sipil mengungsi.
Pihak China menyatakan kesiapannya untuk terus menyediakan platform komunikasi yang lebih mendalam bagi kedua negara tetangga tersebut. “China siap menciptakan kondisi agar Kamboja dan Thailand memiliki komunikasi yang lebih rinci dan komprehensif,” tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China.
Klaim Perdamaian dari Donald Trump
Di belahan dunia lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut mengomentari perkembangan ini melalui media sosial dari kediamannya di Mar-a-Lago, Florida. Trump mengklaim bahwa tekanan ekonomi yang ia berikan sebelumnya melalui ancaman pencabutan hak istimewa dagang menjadi pemicu utama tercapainya kesepakatan ini.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua pemimpin hebat atas kecemerlangan mereka dalam mencapai kesimpulan yang cepat dan sangat adil ini. Ini terjadi dengan cepat dan tegas!” tulis Trump. Ia bahkan dengan percaya diri menyatakan bahwa Amerika Serikat telah menjadi “PBB yang sebenarnya” dalam menangani konflik internasional.
Bantuan Kemanusiaan dan Repatriasi Prajurit
Sebagai langkah nyata dukungan terhadap perdamaian, China langsung mengucurkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 20 juta yuan atau sekitar Rp44 miliar untuk Kamboja. Dubes China untuk Kamboja, Wang Wenbin, mengonfirmasi bahwa bantuan berupa tenda, selimut, dan bahan pangan telah tiba di lokasi pada hari Minggu untuk membantu para pengungsi.