finnews.id – Seorang ayah dan anak tampaknya didorong oleh “ideologi Islamic State (ISIS)” ketika mereka melepaskan tembakan pada hari raya Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, Minggu 14 Desember 2025. Teori ISIS ini dilontarkan oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Selasa 16 Desember 2025.
Sajid Akram dan putranya Naveed membunuh 15 orang dalam penembakan massal yang menargetkan perayaan Hanukkah Yahudi di pantai terkenal itu pada Minggu malam.
Pihak berwenang telah menggambarkan serangan itu sebagai tindakan terorisme antiSemit. Tetapi sejauh ini belum memberikan detail yang cukup tentang motivasi yang lebih dalam.
Albanese memberikan salah satu petunjuk pertama pada hari Selasa bahwa pasangan itu telah diradikalisasi sebelum melakukan “pembunuhan massal”.
“Tampaknya ini dimotivasi oleh ideologi ISIS,” kata Albanese, seperti dikutip dari Channel News Asia.
“Ideologi yang telah ada selama lebih dari satu dekade yang mengarah pada ideologi kebencian ini, dan dalam kasus ini, kesiapan untuk melakukan pembunuhan massal,“ ujar Albanese.
Albanese mengatakan, Naveed Akram, 24 tahun, telah menarik perhatian badan intelijen Australia pada tahun 2019 – tetapi dia tidak dianggap sebagai ancaman langsung pada saat itu.
“Dia menarik perhatian mereka karena hubungannya dengan orang lain. Dua orang yang berhubungan dengannya didakwa dan dipenjara, tetapi dia tidak dianggap sebagai orang yang dicurigai pada saat itu,” imbuh Albanese.
Dengan membawa senjata laras panjang, mereka menghujani pantai dengan peluru selama 10 menit sebelum polisi menembak dan membunuh Sajid, seorang ayah berusia 50 tahun.
Naveed ditangkap dan sekarang dalam keadaan koma di rumah sakit dengan luka serius, di bawah pengawasan polisi.