finnews.id – Maraton perempuan yang diselenggarakan di Kish, sebuah pulau wisata di Iran, baru-baru ini menjadi sorotan internasional.
Acara ini digelar untuk mempromosikan olahraga dan kesehatan perempuan, namun segera menuai kontroversi karena beberapa peserta tidak mengenakan hijab sesuai aturan.
Foto dan video lomba yang tersebar di media sosial dianggap sebagai pelanggaran hukum oleh pihak berwenang Iran.
Penangkapan Penyelenggara
Dua orang yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan maraton telah ditangkap oleh aparat keamanan.
Salah satu dari mereka merupakan pejabat di Kish Free Zone Organization, sementara yang lain berasal dari perusahaan swasta penyelenggara lomba.
Penangkapan dilakukan setelah foto dan video peserta perempuan tanpa hijab tersebar luas, yang dinilai melanggar “kesopanan publik” dan aturan berpakaian yang diwajibkan oleh pemerintah.
Reaksi Pemerintah dan Kejaksaan
Kejaksaan Kish menyatakan bahwa acara ini dianggap sebagai pelanggaran hukum karena peserta tidak mematuhi peraturan berpakaian.
Kepala kejaksaan menyebut penyelenggaraan lomba ini sebagai “pelanggaran kesopanan publik”.
Selain itu, perintah telah diberikan kepada badan intelijen untuk memantau dan melaporkan tren yang dianggap mempromosikan ketidakmoralannya dan tidak berhijab.
Kontroversi Hijab di Iran
Isu hijab di Iran terus menjadi sumber ketegangan antara pemerintah dan masyarakat, terutama generasi muda.
Peraturan hijab telah diberlakukan sejak Revolusi Iran 1979 dan pelanggaran terhadapnya dapat berujung pada tindakan hukum.
Sejak kematian Mahsa Amini pada 2022, yang memicu protes besar-besaran, beberapa perempuan telah terus menentang aturan hijab, yang memicu kampanye penegakan hukum baru oleh pemerintah.
Implikasi Sosial dan Politik
Kasus penangkapan dua penyelenggara maraton ini menegaskan bahwa ketegangan antara aspirasi perempuan untuk kebebasan berpakaian dan kebijakan pemerintah masih berlangsung.
Aksi protes yang lebih besar mungkin akan muncul jika pemerintah terus menindak individu atau kelompok yang menolak mematuhi aturan hijab.
Sementara itu, masyarakat internasional tetap mengamati bagaimana hak-hak perempuan di Iran akan berkembang dalam jangka panjang.