Finnews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 2,4 miliar.
Meskipun surplus ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa justru melihatnya sebagai sinyal positif bagi pemulihan ekonomi.
Menurut Purbaya, penyusutan nilai surplus ini merupakan indikasi bahwa permintaan domestik mulai pulih, mencerminkan normalisasi aktivitas ekonomi setelah periode lesunya konsumsi rumah tangga.
“Kalau surplusnya kegedean, tandanya apa? Permintaan domestik kan jelek. Kalau surplusnya menyusut tapi masih surplus, artinya ada tanda-tanda perbaikan di domestik demand,” ungkap Purbaya di Jakarta Pusat, Senin, 1 Desembe 2025.
Perkembangan Neraca Perdagangan Perlu Dipantau dalam Beberapa Bulan ke Depan
Purbaya menegaskan bahwa perkembangan neraca perdagangan perlu dipantau dalam beberapa bulan ke depan untuk memastikan tren positif ini berlanjut.
Jika neraca perdagangan kembali menunjukkan pergerakan normal, Purbaya meyakini bahwa ekonomi domestik mulai kembali stabil dengan permintaan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
“Kita lihat beberapa bulan ke depan seperti apa. Kalau balik ke normal, artinya ekonomi domestik mulai normal lagi dengan permintaan yang lebih sebelum-sebelumnya,” jelasnya.