finnews.id – Kasus kebocoran data Asahi menjadi perhatian besar karena lebih dari 1,5 juta data pelanggan dilaporkan berada dalam risiko setelah serangan ransomware terjadi pada akhir September.
Sistem operasional perusahaan dilaporkan lumpuh, sehingga pesanan distribusi harus ditulis manual dengan pena dan kertas. Kondisi ini membuat produk Asahi, termasuk bir dan minuman ringan seperti soda water dan ginger beer, mengalami kelangkaan di banyak toko di Jepang.
Serangan tersebut diketahui dimulai saat pusat data internal perusahaan mengalami gangguan. Sistem kemudian diisolasi untuk mencegah kerusakan lebih besar, namun investigasi menemukan bahwa pelaku siber sudah terlebih dahulu menyusup ke dalam jaringan.
perusahaan telah dikunci dengan metode enkripsi dan akses internal diblokir menggunakan malware yang umum digunakan dalam serangan ransomware. Kelompok bernama Qilin mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini meskipun pihak Asahi belum menyebutkan pelaku secara resmi.
Data yang masuk dalam kategori terdampak mencakup nama, alamat, kontak, dan informasi lain milik lebih dari 1,52 juta pelanggan. Selain itu, data sekitar 107.000 pegawai aktif dan mantan pegawai serta lebih dari 168.000 anggota keluarga tercatat berpotensi ikut terpapar.
Informasi milik sekitar 114.000 pihak eksternal seperti mitra bisnis dan individu yang pernah berkomunikasi dengan perusahaan juga termasuk dalam daftar. Meski begitu, data kartu kredit tidak masuk dalam informasi yang terdampak. Hingga kini belum ditemukan bukti bahwa data tersebut sudah dipublikasikan atau diperjualbelikan di internet.
Dampak insiden dilaporkan terbatas pada sistem operasional Asahi di Jepang. Merek internasional seperti Peroni dan Fuller’s Brewery yang berada di bawah grup Asahi dipastikan tidak terdampak karena menggunakan sistem berbeda.
Proses pemulihan sistem dan rekonstruksi jaringan dilakukan selama hampir dua bulan sejak serangan terdeteksi, dan perusahaan memutuskan menunda rilis laporan keuangan tahunan agar fokus dialihkan pada pemulihan serta peningkatan keamanan digital.
Permintaan maaf publik sudah disampaikan oleh Presiden dan CEO Asahi, Atsushi Katsuki. Ia menegaskan bahwa pengiriman produk kini mulai kembali berjalan dan langkah-langkah penguatan keamanan sedang diterapkan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
Referensi:
BBC News