finnews.id – Kebakaran apartemen Hong Kong menjadi berita utama internasional setelah tragedi besar di distrik Tai Po menyebabkan setidaknya 94 orang meninggal. Kebakaran apartemen Hong Kong ini juga membuat lebih dari 70 orang mengalami luka-luka dan ratusan lainnya masih belum ditemukan karena tim penyelamat belum menyelesaikan pemeriksaan seluruh blok gedung.
Api mulai muncul pada Rabu malam dan dengan cepat menyebar ke tujuh dari delapan tower dalam kompleks hunian yang dihuni sekitar 4.600 penduduk. Pemerintah Hong Kong menyampaikan status api kini “pada dasarnya terkendali”, tetapi proses identifikasi korban dan pencarian penghuni yang hilang masih berlangsung.
Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki
Pada tahap awal, penyelidik mengumpulkan rekaman CCTV, video warga, serta hasil analisis BBC Verify yang menunjukkan percikan api pertama berasal dari bagian luar bangunan. Api kemudian menjalar ke bagian fasad yang diduga mudah terbakar.
Polisi menyampaikan bahwa material yang menutupi bagian luar gedung ternyata tidak tahan api, sehingga kobaran menyebar sangat cepat ke lantai atas. Karena temuan tersebut, tiga eksekutif perusahaan konstruksi sudah ditangkap dan menghadapi dugaan pembunuhan karena kelalaian.
Warga Mulai Marah karena Dugaan Kelalaian
Kebakaran apartemen Hong Kong memicu kemarahan para penghuni. Banyak dari mereka menyatakan tragedi ini seharusnya bisa dicegah. Salah satu warga mengatakan, “Ini bisa dicegah. Bertahun-tahun kami minta inspeksi keselamatan, tapi tidak ada tindakan.”
Selain itu, beberapa penyintas menceritakan bahwa alarm kebakaran tidak berbunyi di beberapa lantai, sehingga banyak penghuni terlambat menyadari situasi darurat. Banyak keluarga terjebak karena asap pekat mengisi koridor hanya dalam hitungan menit.
Tantangan Evakuasi dan Proses Pencarian Korban
Tim pemadam kebakaran bekerja dalam kondisi ekstrem. Asap hitam pekat, struktur bangunan yang meleleh, dan kondisi ruangan yang tertutup membuat proses penyisiran memakan waktu cukup lama. Namun mereka mengatakan targetnya adalah menyelesaikan pengecekan seluruh unit dalam beberapa jam ke depan, meskipun risiko runtuh masih ada.
Kebakaran apartemen Hong Kong kini menjadi salah satu insiden hunian vertikal paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di Asia. Banyak pakar arsitektur dan keselamatan kebakaran mulai membandingkan tragedi ini dengan kasus Grenfell Tower di London pada 2017.