finnews.id – Rush Hour 4 mulai digarap dan kabar ini langsung memicu diskusi global. Banyak orang menilai proyek ini bukan sekadar film, tetapi bagian dari intrik politik, comeback karier, serta strategi bisnis Hollywood modern. Rush Hour 4 macet selama bertahun-tahun, meskipun penggemar terus menunggu Jackie Chan dan Chris Tucker kembali beraksi sebagai duo ikonik.
Campur Tangan Politik Membuka Jalan Produksi
Awalnya, studio-studio Hollywood menolak proyek ini karena reputasi buruk Brett Ratner, sutradara yang menghadapi tuduhan pelecehan seksual saat gerakan #MeToo memuncak. Ratner keliling ke berbagai studio untuk mencari pendanaan, tetapi tidak ada yang tertarik.
Semua berubah ketika Donald Trump ikut turun tangan. Ia melobi Larry Ellison dari Paramount Skydance dan mendorong studio untuk mengambil proyek ini. Setelah itu, Paramount menyetujui pendanaan dan Warner Bros bergabung sebagai distributor global.
Keputusan ini memunculkan pertanyaan besar: apakah Trump hanya membantu film favoritnya atau diam-diam ingin membangun kembali pengaruh budaya di Hollywood?
Reputasi Sutradara Kembali Jadi Sorotan
Nama Brett Ratner langsung mendominasi percakapan publik. Banyak aktivis dan pengamat mempertanyakan keputusan membawa Ratner kembali setelah ia menghadapi tuduhan serius yang sempat mengguncang kariernya. Ia memang menyelesaikan kasus hukum secara damai, tetapi reputasi publiknya belum pulih.
Sebagian orang menilai keputusan studio mencerminkan sikap baru Hollywood yang lebih pragmatis daripada moralistis. Namun banyak pihak menganggap langkah ini sebagai sinyal bahwa kekuatan politik dan uang tetap mengalahkan etika dalam industri hiburan.
Popularitas Waralaba Masih Kuat
Di sisi lain, Rush Hour 4 tetap memiliki daya tarik besar. Trilogi sebelumnya meraih lebih dari 850 juta dolar di box office global. Nostalgia, humor khas, aksi Jackie Chan, dan gaya buddy-cop membuat waralaba ini masih memiliki penggemar setia, terutama di pasar Asia.
Studio-film juga semakin bergantung pada franchise besar untuk mengurangi risiko kerugian. Karena itu, proyek seperti Rush Hour 4 terlihat sangat menguntungkan, meskipun proses produksinya penuh perdebatan.