finnews.id – Pemulihan Gaza menjadi topik yang semakin mendesak setelah laporan baru dari badan perdagangan dan pembangunan PBB (UNCTAD) dirilis. Laporan itu menggambarkan situasi Gaza sebagai kondisi yang jatuh ke jurang kehancuran buatan manusia, sebuah krisis yang lahir dari perang, blokade, dan hancurnya fondasi masyarakat sipil. Pada pembukaan ini, pemulihan Gaza langsung tampil sebagai inti persoalan. Selain itu, angka-angka dari laporan tersebut menunjukkan fakta yang sangat kelam dan mengejutkan.
Kondisi Ekonomi Gaza yang Runtuh
Pada bagian ini, laporan UNCTAD memberikan gambaran bahwa perang selama dua tahun telah merusak struktur ekonomi Gaza hingga ke akarnya. Ekonomi wilayah itu mengalami kontraksi hingga 87% selama periode 2023–2024. Kemunduran ini berarti bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita kini hanya sekitar 161 dolar AS, menjadi salah satu angka terendah di seluruh dunia. Angka itu bukan hanya statistik, tetapi cermin hilangnya sumber penghasilan, kesempatan kerja, serta akses pada pasar dan transportasi.
Selain itu, laporan menyebutkan bahwa pendapatan pemerintah Palestina juga jatuh drastis karena penahanan transfer dana oleh Israel dan lemahnya sumber pajak internal. Akibatnya, layanan publik esensial seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur terhambat. Di tengah situasi ini, pemulihan Gaza semakin tampak seperti proses yang panjang dan berat.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Dalam
Di luar angka-angka ekonomi, situasi kehidupan sehari-hari di Gaza menunjukkan kenyataan yang lebih pahit. Badan Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa kebanyakan rumah tangga tak lagi mampu membeli kebutuhan dasar makanan. Makanan harian didominasi sereal, kacang-kacangan, minyak, dan sedikit produk susu. Komoditas seperti daging, buah, dan sayuran hampir tidak lagi masuk dalam pola konsumsi.
Karena sulitnya akses gas memasak, banyak keluarga terpaksa membakar plastik atau benda lain sebagai bahan bakar. Kondisi ini mengancam kesehatan jangka panjang, terutama anak-anak. Oleh sebab itu, pemulihan Gaza di bidang pangan, kesehatan, dan tempat tinggal bukan hanya soal bantuan, melainkan pemulihan hidup bermartabat.