finnews.id – Meninggalnya seorang wanita hamil bernama Irene Sokoy dan bayinya karena tidak mendapat pelayanan dari sejumlah rumah sakit di Jayapura, Papua, membuat publik prihatin.
Peristiwa ini menggambarkan pelayanan Kesehatan di provinsi paling timur Indonesia itu belum sesuai dengan yang diharapkan.
Menanggapi kejadian menyedihkan ini, Gubernur Papua, Matius Fakhiri menyampaikan permohonan maaf dan duka cita mendalam.
“Saya baru mau memulai, tetapi Tuhan sudah memberikan satu contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di provinsi di Papua. Saya mohon maaf dan turut berduka yang mendalam atas kejadian dan kebodohan jajaran pemerintah mulai dari atas sampai ke tingkat bawah. Ini kebodohan yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah,” tegas Fakhiri, Sabtu, 21 November 2025.
“Sebagai Gubernur Papua, saya menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga besar Kabey–Sokoy. Tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan buruknya pelayanan, apalagi ketika nyawa seorang ibu dan anak dipertaruhkan,” lanjutnya.
Matius telah menyambangi kediaman Irene yang tinggal bersama keluarga besar Kabey-Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Matius Berjanji Akan Melakukan Evaluasi Mendalam
Matius berjanji akan segera melakukan evaluasi mendalam dan memastikan semua Direktur rumah sakit yang berada di bawah pemerintah provinsi Papua, akan diganti.
Ia juga menyebut banyak peralatan medis yang rusak karena diabaikan oleh para direktur.
“Hal ini sudah saya minta langsung ke Menteri Kesehatan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di RS yang ada di Provinsi Papua. Saya yakin ada sekat-sekat yang merusak pelayanan di RS. Saya pastikan akan memperbaiki ini,” ujarnya.
Menurutnya, meninggalnya Irene menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat. Termasuk akan memanggil semua direktur RS pemerintah maupun swasta.
“Tragedi ini membuka mata kita bahwa masih ada rumah sakit yang lebih sibuk dengan prosedur administrasi daripada menyelamatkan manusia. Ini harus dihentikan,” ungkapnya.