finnews.id – Gunung Berapi Hayli Gubbi kembali menarik perhatian dunia setelah meletus untuk pertama kali dalam hampir 12.000 tahun. Letusan ini memuntahkan kolom asap tebal setinggi 14 kilometer, yang menyebar hingga ke wilayah Yaman dan Oman. Fenomena ini menunjukkan kekuatan alam yang masih aktif di kawasan Afar, Ethiopia.
Sejarah Letusan Gunung Berapi Hayli Gubbi
Gunung ini berada di kawasan Afar, sekitar 800 kilometer dari Addis Ababa, dekat perbatasan Eritrea. Smithsonian Institution’s Global Volcanism Program mencatat gunung ini tidak memiliki letusan selama periode Holosen, yang dimulai sekitar 12.000 tahun lalu.
Ahli vulkanologi menekankan letusan ini memberikan wawasan unik tentang aktivitas geologi Rift Valley. Kawasan ini merupakan pertemuan dua lempeng tektonik yang sangat aktif. Simon Carn, profesor vulkanologi di Michigan Technological University, menegaskan bahwa peristiwa ini langka. Ia menyebut letusan ini memberi kesempatan untuk mempelajari dinamika magma dan potensi risiko bencana.
Dampak Terhadap Masyarakat Lokal
Meski tidak ada korban jiwa, letusan Gunung Berapi Hayli Gubbi memberi dampak signifikan pada masyarakat lokal, terutama peternak. Abu vulkanik menutupi desa-desa, membuat hewan ternak sulit mendapatkan pakan.
Pejabat lokal Mohammed Seid menyatakan kekhawatirannya terhadap mata pencaharian warga. Ia menjelaskan, banyak desa tertutup abu sehingga hewan kekurangan makan. Fenomena ini menyoroti bagaimana letusan vulkanik dapat memengaruhi ekonomi lokal meski risiko langsung terhadap manusia rendah.
Asap Vulkanik Menyebar ke Luar Negeri
Abu dari letusan Gunung Berapi ini terbawa angin hingga ke Yaman, Oman, India, dan Pakistan. Badan Pemantau Aktivitas Vulkanik (VAAC) memperingatkan abu bisa mengganggu penerbangan dan kualitas udara.
Seorang warga Afar, Ahmed Abdela, menggambarkan pengalaman mendengar letusan. Ia mengatakan, “Rasanya seperti bom meledak dengan asap dan abu tebal.” Video yang beredar di media sosial memperlihatkan kolom asap putih menjulang tinggi.