finnews.id – Dua pendaki tewas di Aoraki setelah mereka jatuh dari ketinggian saat mendaki puncak gunung tertinggi di Selandia Baru. Kejadian itu terjadi pada Senin malam waktu setempat, ketika empat anggota kelompok pendaki meminta pertolongan pihak berwenang. Dua pendaki lainnya berhasil tim penyelamat evakuasi tanpa cedera.
Kecelakaan dan Proses Penyelamatan
Polisi setempat, melalui Inspector Vicki Walker, melaporkan bahwa tim penyelamat menemukan dua pendaki tewas di Aoraki beberapa jam setelah insiden. Tim khusus menghadapi medan alpine yang sangat menantang untuk mengevakuasi korban. Dua pendaki yang tewas terhubung oleh tali saat jatuh, menunjukkan bahwa medan curam menyebabkan mereka terpeleset.
Dua pendaki lainnya tim penyelamat evakuasi menggunakan helikopter pada dini hari Selasa. Tim pencari menggunakan dua helikopter sepanjang malam untuk menelusuri seluruh area, menunjukkan betapa sulitnya operasi penyelamatan di medan dan cuaca ekstrem.
Medan dan Risiko Pendakian di Aoraki
Aoraki / Mount Cook memiliki ketinggian 3.724 meter dan menjadi bagian dari Southern Alps yang membentang sepanjang Pulau Selatan Selandia Baru. Pendaki menghadapi medan teknis dengan crevasse berbahaya, longsor, perubahan cuaca cepat, dan pergerakan gletser. Meskipun pendaki berpengalaman, risiko fatal tetap tinggi.
Sejak awal abad ke-20, pendaki mencatat lebih dari 240 kematian di gunung ini dan sekitarnya, termasuk banyak pendaki yang tidak pernah ditemukan. Kondisi ini menunjukkan bahwa Aoraki tetap menjadi salah satu gunung paling berbahaya bagi pendaki.
Sejarah Kecelakaan di Aoraki
Insiden terbaru menambah daftar panjang tragedi di Aoraki. Pada Desember 2024, tiga pendaki dari AS dan Kanada jatuh dan meninggal. Tim pencari menemukan barang-barang mereka lima hari kemudian, mengonfirmasi kecelakaan fatal akibat jatuh.
Kesimpulan
Insiden ini mengingatkan pendaki bahwa pendakian gunung tinggi membawa risiko ekstrem. Dua pendaki tewas di Aoraki menunjukkan bahwa meskipun pendaki mempersiapkan diri dan membawa peralatan lengkap, alam tetap tidak bisa diprediksi. Pendaki harus selalu memprioritaskan keselamatan dan kesiapan menghadapi kondisi ekstrem.