finnews.id – Diplomasi Xi-Trump kembali menjadi sorotan dunia setelah Presiden China Xi Jinping menegaskan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa klaim Beijing atas Taiwan tetap menjadi bagian penting dari tatanan internasional pascaperang.
Xi menyatakan bahwa pengembalian Taiwan ke China merupakan elemen penting dalam tatanan dunia pasca-Perang Dunia II. Dia menekankan bahwa China dan Amerika Serikat pernah bertempur bersama melawan fasisme dan militerisme, sehingga kedua negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi hasil kemenangan Perang Dunia II.
Pernyataan ini menegaskan posisi Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan bukan entitas terpisah.
Respons Taiwan
Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, menanggapi diplomasi Xi-Trump dengan tegas. Dia menyatakan bahwa gagasan “kembali ke China” bukanlah opsi yang bisa diterima untuk rakyat Taiwan yang berjumlah sekitar 23 juta jiwa.
Menurut Cho, Taiwan adalah negara berdaulat dan independen, dalam kata-katanya, return is not an option.
Hubungan Perdagangan dan Kerja Sama Ekonomi
Diplomasi Xi-Trump juga mencakup aspek ekonomi bilateral yang krusial. Xi mendorong agar momentum positif yang terbentuk dari pertemuan mereka di Korea Selatan pada akhir Oktober 2025 dipertahankan dan diperluas.
Pertemuan sebelumnya di Busan menghasilkan semacam gencatan dagang: China menangguhkan pembatasan ekspor mineral kritis (rare earth) selama satu tahun, sementara AS menurunkan beberapa tarif.
Selain itu, China dilaporkan akan membeli jutaan ton kedelai Amerika — setidaknya 12 juta ton pada tahun ini dan 25 juta ton pada 2026 menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Kerja sama Xi-Trump dalam bidang perdagangan menekankan pentingnya stabilitas ekonomi global. Kesepakatan ini mencerminkan strategi kedua negara untuk menjaga komunikasi terbuka dan memperkuat hubungan di tengah ketegangan internasional yang meningkat.
Isu Ukraina dan Perdamaian Global
Selain Taiwan dan perdagangan, percakapan kedua pemimpin juga membahas perang di Ukraina. Xi menyatakan dukungan China terhadap semua upaya yang berkontribusi pada perdamaian dan menyerukan agar semua pihak mengurangi perbedaan.
Posisi ini menegaskan narasi diplomatik Beijing sebagai pihak yang secara teoritis netral dan mendukung penyelesaian damai konflik besar. Diplomasi Xi-Trump menunjukkan bahwa pembicaraan mereka tidak hanya berfokus pada isu bilateral, tetapi juga memengaruhi stabilitas global.