finnews.id – Pembahasan tentang perdamaian Ukraina-Rusia semakin sering muncul dalam beberapa pekan terakhir. Karena itu, banyak analis mulai bertanya: apakah konflik ini akhirnya bergerak menuju jalur diplomasi nyata? Pada awalnya, peluang perdamaian terlihat kecil.
Namun, perubahan terbaru pada isi proposal negosiasi mulai memberi tanda bahwa situasinya berubah. Selain itu, peran Eropa, Amerika Serikat, dan NATO semakin mempengaruhi arah pembicaraan.
Jadi, pertanyaan hari ini bukan lagi kapan perang berhenti, tetapi apakah perdamaian Ukraina-Rusia benar-benar berada dalam jarak yang bisa diraih.
Perubahan Isi Proposal yang Mulai Relevan
Awalnya, dokumen negosiasi terlihat sangat menguntungkan Rusia. Namun, versi terbaru mulai mencerminkan kompromi. Misalnya, klausul veto otomatis terhadap masa depan keanggotaan NATO sudah tidak ada lagi. Ini penting karena perdamaian Ukraina-Rusia tidak mungkin terjadi jika Ukraina kehilangan kendali atas keamanan nasionalnya.
Selain itu, pembatasan ukuran pasukan Ukraina juga dihapus. Perubahan ini memberi ruang bagi Kyiv untuk mempertahankan kemampuan militernya tanpa tekanan politik dari pihak luar. Pada isu wilayah, versi baru tidak mencantumkan penyerahan gratis Donbas.
Sebaliknya, penyelesaian wilayah akan dilakukan melalui jalur diplomasi. Pendekatan ini selaras dengan pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky yang pernah menyebut bahwa diplomasi bisa dipertimbangkan jika keamanan Ukraina mendapat jaminan kuat.
Peran Eropa yang Semakin Menentukan
Negara-negara Eropa mulai terlihat lebih aktif dalam mendorong kompromi. Beberapa pemimpin menyebut proposal terbaru lebih realistis dibanding versi sebelumnya. Kanselir Jerman Friedrich Merz bahkan menilai dokumen ini “berubah secara signifikan” menuju format yang bisa diterima kedua pihak. Sikap ini menunjukkan bahwa gagasan perdamaian Ukraina-Rusia tidak lagi sekadar wacana, tetapi mulai memasuki fase teknis diplomasi.
Amerika Serikat dan Tekanan Politik Global
Selain Eropa, Amerika Serikat juga memegang peran besar. Retorika Washington yang awalnya keras kini mulai berubah menjadi lebih bernuansa diplomatis. Presiden Trump bahkan memberikan komentar positif dengan mengatakan bahwa sesuatu yang baik mungkin segera terjadi.
Walaupun masih samar, perubahan nada ini menunjukkan bahwa perdamaian Ukraina-Rusia mulai dipandang sebagai pilihan pragmatis, bukan sekadar harapan idealistik.