Bibingka: Aromanya Tak Terpisahkan dari Tradisi Natal Filipina
Finnews.id – Setiap Natal tiba, jutaan warga Filipina merayakan dengan sebuah kue tradisional yang sederhana namun penuh makna: Bibingka. Kue beras bertekstur lembut dan sedikit manis ini memiliki aroma santan dan daun pisang yang sangat khas, menjadikannya ikon kuliner yang tak terpisahkan dari perayaan Natal di kepulauan tersebut.
Keterkaitan Bibingka dengan masa Natal sangat erat. Seringkali, aroma Bibingka yang menggoda menyeruak dari lapak-lapak di sekitar gereja, menarik perhatian umat yang baru saja menyelesaikan misa tengah malam atau Simbang Gabi (Misa Fajar). Bagi banyak orang Filipina, aroma kuat itulah yang menjadi daya tarik utama untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah tersebut.
Dari Galapong hingga Pemasakan Arang Tradisional
Secara kategoris, Bibingka termasuk dalam kelompok kakanin, yaitu kategori hidangan penutup asli Filipina yang bahan dasarnya sepenuhnya terbuat dari beras, seperti kue biko.
Secara tradisional, Bibingka dibuat dari galapong, yakni beras ketan yang digiling dan difermentasi ringan, dicampur dengan santan kental, air, dan gula. Adonan yang tebal ini kemudian dituang ke dalam wadah dari tanah liat (terra cotta) yang telah dialasi daun pisang, ditutup dengan daun pisang lagi, dan dimasak dengan arang panas yang diletakkan di bagian atas dan bawah wadah.
Teknik memasak kuno ini menghasilkan kue yang lembut dan spongy, di mana aroma tropis khas daun pisang yang terpanggang menyerap sempurna ke dalam kue.
Evolusi Resep: Karamelisasi Macapuno dalam Oven
Seiring waktu, proses pembuatan Bibingka pun beradaptasi demi kemudahan, terutama bagi yang membuatnya di rumah. Resep modern yang dipanggang di oven—alih-alih menggunakan arang—menghasilkan tekstur yang cenderung lebih padat dan kenyal.
Saat ini, Bibingka sering menggunakan kombinasi tepung beras putih dan tepung beras ketan manis (sweet rice flour), yang dicampur dengan santan, telur, mentega, dan baking powder. Kue ini dipanggang hingga mulai mengeras di bagian tepi. Setelah itu, macapuno (daging kelapa muda yang kenyal dan jelly-like) dihamparkan di permukaan kue, dan dipanggang kembali.