finnews.id – Ada apa dengan Liverpool? Pertanyaan itu menggema di ruang ganti, media, hingga tribun Anfield yang mulai kehilangan suara optimisnya. Musim ini berjalan penuh kejutan, dan bukan dalam arti positif. Setelah tampil dominan musim lalu, performa Liverpool justru berubah drastis.
Apa sih yang salah? Pertanyaan yang kini terus berulang, tidak hanya dari pandangan analis tetapi juga dari fans yang mulai kesal dengan situasi yang membingungkan.
Arne Slot datang sebagai pelatih yang membawa harapan baru. Musim debutnya berjalan mulus dan trofi liga memberikan legitimasi bahwa dirinya bisa menjadi penerus ideal era Klopp. Namun musim ini berbeda dengan ekspektasi yang berkembang. Liverpool tiba-tiba tampak rapuh. Mereka tidak menunjukkan karakter yang dikenal publik: pressing intens, kecepatan, dan determinasi yang membuat lawan kelelahan sebelum babak kedua dimulai.
Kini, ada apa dengan Liverpool kembali menjadi pembahasan utama saat angka kekalahan bertambah dan permainan kehilangan identitas.
Liverpool kehilangan ciri khas. Mereka tidak bergerak cepat dalam membaca pola permainan lawan. Transisi yang dulu berjalan mulus kini terasa lambat dan mudah ditebak. Ada apa dengan Liverpool terlihat jelas dari kemunduran kualitas pressing yang dulu menjadi senjata utama ketika menghadapi tim dengan blok rendah ataupun transisi cepat. Slot mencoba menanamkan gaya bermain baru, tetapi proses adaptasi justru menimbulkan masalah.
Selain itu, penguasaan bola tidak menghasilkan ancaman berarti. Banyak momen ketika bola berputar tanpa arah, seperti tidak ada ide untuk membuka ruang atau memaksa lawan keluar dari zona bertahan. Arne Slot tampak bingung menentukan ritme permainan yang cocok untuk karakter skuad saat ini, dan pertanyaan ada apa dengan Liverpool terasa semakin relevan setelah kekalahan beruntun yang memalukan.
Liverpool membelanjakan lebih dari £450 juta untuk memperkuat skuad. Pemain seperti Alexander Isak dan Florian Wirtz didatangkan agar membawa dimensi baru. Namun kenyataannya, kontribusi mereka belum terlihat. Isak tampil seperti pemain yang kehilangan arah, sedangkan Wirtz masih kesulitan masuk ritme Premier League. Ada apa dengan Liverpool bukan hanya soal taktik tetapi juga strategi transfer yang terlihat tidak sinkron dengan kebutuhan tim.
Transisi salah satu bintang lama ke pemain baru berjalan kurang mulus. Salah masih tampil konsisten, tetapi tidak cukup untuk menahan keterpurukan yang terlihat di hampir setiap lini. Dalam banyak pertandingan, Liverpool kehilangan intensitas, kreativitas, dan agresivitas.
Momen yang Dinanti: Pogba Kembali Setelah Dua Tahun Lebih Finnews,id – Mantan...
finnews.id – Indonesia akan mengirimkan 996 atlet untuk mengikuti ajang olahraga Asia...
Finnews.id – Tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani menorehkan prestasi gemilang dengan melengkapi dominasi...
Finnews.id – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara tegas meminta seluruh jajaran...
Excepteur sint occaecat cupidatat non proident