finnews.id – Kawanan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) liar melakukan interaksi negatif di kawasan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Untuk mengatasi hal ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengerahkan tim.
Menurut Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, interaksi negatif kawanan satwa liar dilindungi tersebut menyebabkan seorang warga yang sedang berada di kebun mengalami luka ringan.
“Kami menurunkan petugas ke lapangan mengecek kondisi korban serta menelusuri keberadaan kawanan gajah tersebut dan menggiringnya kembali ke kawasan hutan yang merupakan habitatnya,” kata Ujang, Sabtu 22 November 2025, dikutip Antara.
Warga Diserang Gajah Liar Saat di Kebun
Sebelumnya, seorang warga bernama Darmawi (28) menjadi korban interaksi negatif gajah sumatra saat beraktivitas di kebun durian di Gampong Beungga, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, pada Jumat (21/11).
Saat itu, korban Darmawi mengutip durian di kebunnya. Korban sempat berhadapan dengan kawanan gajah yang melintas. Kawanan satwa liar tersebut mengejar korban. Korban berupaya lari guna menyelamatkan diri
Korban sempat terpukul belalai gajah, sehingga jatuh. Korban bangun dan berhasil menyelamatkan diri. Kejadian ini mengakibatkan korban mengalami luka ringan atau memar.
“Korban mengalami memar di dada kiri dan pelipis mata. Saat ditemui petugas Resor Konservasi Sumber Daya Alam Pidie, kondisi korban sudah membaik,” kata Ujang Wisnu Barata.
Kepala BKSDA Aceh itu menyebutkan pihaknya melakukan identifikasi kawanan gajah sumatra yang berada di wilayah tersebut. Termasuk mengecek jalur lintasannya sebagai upaya mitigasi interaksi negatif satwa liar tersebut.
BKSDA Ajak Masyarakat Cegah Koflik dengan Gajah Liar
Ia mengajak masyarakat mencegah konflik atau interaksi negatif gajah sumatra dengan tidak menanam tanaman disukai atau menarik perhatian gajah di jalur lintasannya, seperti pisang, singkong, jagung, dan lainnya.
“Kami juga mengimbau masyarakat melaporkan kepada petugas maupun pusat panggilan BKSDA jika melihat gajah mendekati perkebunan ataupun pemukiman masyarakat,” kata Ujang Wisnu Barata.