finnews.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menerima rancangan baru Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang mandek antara Kyiv dan Moskow, kata Kantor Kepresidenan Ukraina dalam pernyataannya di Telegram, Kamis.
“Presiden Ukraina secara resmi menerima draf rencana dari pihak Amerika, yang menurut mereka dapat mempercepat diplomasi,” sebut pernyataan itu.
Zelensky menyampaikan prinsip-prinsip dasar yang penting bagi Kyiv dan sepakat menindaklanjuti poin-poin rencana tersebut sesuai hasil pertemuan sebelumnya pada Kamis. Tidak ada rincian tambahan mengenai pertemuan itu.
Pernyataan tersebut lebih lanjut menyebutkan bahwa sejak awal tahun Kyiv telah mendukung usulan Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun, dan siap bekerja dengan Washington serta mitra di Eropa dan dunia.
Zelensky dijadwalkan membahas “peluang diplomatik yang tersedia” dan poin utama yang “diperlukan untuk perdamaian” dengan Trump dalam beberapa hari mendatang.
Sekitar satu jam sebelum pernyataan itu dirilis, sejumlah media Ukraina, termasuk media publik Suspilne, melaporkan bahwa Zelensky bertemu delegasi Angkatan Darat AS yang dipimpin Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll di Kyiv.
Zelensky kemudian mengonfirmasi pertemuan tersebut melalui pernyataan di platform X.
Driscoll tiba, Rabu, dan menggelar pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Denys Shmyhal. Ia juga bertemu Perdana Menteri Yulia Svyrydenko, Kamis.
Pernyataan Kantor Kepresidenan Ukraina itu muncul dua hari setelah Axios melaporkan bahwa Washington, bersama Moskow, secara diam-diam menyusun rencana 28 poin untuk mengakhiri perang.
Meski rincian lengkap belum dipublikasikan, beberapa media termasuk Financial Times melaporkan rencana itu mencakup desakan agar Kyiv menyerahkan sisa wilayah Donbas dan memangkas setengah kekuatan militernya.
Seorang pejabat senior AS membenarkan kepada Anadolu bahwa Utusan Khusus Steve Witkoff telah menyusun proposal tersebut selama sebulan terakhir dan menerima masukan dari Ukraina dan Rusia.